OTOMOTIFNET - Lantaran Toyota RAV4 di Indonesia masuk melalui IU (Importir Umum) alias enggak dipasarkan oleh ATPM (PT Toyota Astra Motor), sudah layaknya IU lah yang bertanggung jawab.
Menanggapi tragedi itu, Ferdy Santoso, bos gerai mobil Blinkz Blinkz Motors menyebut soal kepedulian pihak penjual mobil CBU atas kondisi teknis bagaikan obligasi kepercayaan. “Pokoknya pembeli adalah raja,” sebutnya.
Ia menyebut bahwa mobil-recall adalah hal biasa. Maksudnya, jika memang diketemukan adanya potensi masalah teknis dari mobil maka pihak rekanan importir dari negara asal mobil akan memberitahu dengan segera.
Atas pemberitahuan itu, secara langsung pula gerai IU akan memanggil pemilik mobil untuk perbaikan. “Jangankan yang mengalami masalah banyak, satu unit saja ada keluhan akan tetap kami perbaiki sesuai prosedur teknis yang ada,” sebutnya.
Ia menyontohkan, jika ada pemilik Hummer yang merasakan getaran berlebih pada setir, teknisi dari Thailand (Hummer sudah ada ATPM-nya di Thailand, red) akan memperbaiki kerusakan itu.
Selain itu, masalah power steering Toyota Alphard pernah muncul di tahun 2002. “Ada pemanggilan sejumlah pemilik Alphard yang memang membeli mobil dari gerainya untuk dilakukan pengecekan.”
Perihal populasi Toyota RAV4, yang kebetulan mengalami kecelakaan dahsyat di Menteng itu, Ferdy mengaku populasinya tak banyak. “mobil itu sebenarnya kurang laku, harga SUV bermesin 2.000 cc termasuk mahal,” katanya.
Menurut pengamatannya, keberadaan RAV4 sudah menurun drastis sejak periode penjualan tahun 2004. “Tahun segitu harganya Rp 300-325 juta,” imbuhnya.
Senada Ferdy, Tommy R. Dwiananda, Ketum Asosiasi Importir Kendaraan Bermotor Indonesia (AIKI), menyebut kalau sejak tahun 2004, RAV4 yang terjual hingga kini hanya 50 unit. “Saat ini sudah berganti model jadi Toyota Vanguard,” kata Tommy.
Ia menyebut bahwa sejak awal tahun 2000 masuknya RAV4 secara resmi lewat IU dikenal ada dua spesifikasi. “Jika versi di bawah tahun 2003 buatan Australia dominan di pasar, setelah 2003 dominan yang buatan Jepang,” sebutnya.
Soal kabar recall RAV4 di Amerika, Tommy tak serta-merta mengamini. “Di Jepang, RAV4 tak ada yang di-recall, jadi bisa saja kecelakaan itu lebih banyak karena human error,” wantinya.
Nah berpegang dari asumsi bahwa dominasi spesifikasi Jepang yang umumnya dipasarkan gerai CBU buat datangkan SUV itu maka potensi adanya kerusakan teknis sehingga menimbulkan kecelakaan patut diteliti lebih dalam.
Apakah pihak IU bisa melakukan recall jika memang ada indikasi kerusakan? Tommy mengaku tak masalah.
“Dua tahun lalu kan kami juga pernah mengorganisir perbaikan transmisi Honda Odyssey Absolute di bengkel Simprug Mobil,” kata Tommy seraya mengatakan mekanik asal Jepang pun diundang untuk memperbaiki 100 unit Odyssey itu.
Penulis/Foto: eRIE / Johan
Editor | : | Editor |
KOMENTAR