|
Jakarta - Kendati tim Yamaha mampu mengoleksi tiga kemenangan langsung musim 2010, namun tidak semudah itu untuk menggaet perusahaan lain, untuk menjadi partner dalam sponsorship mereka untuk menjalani musim di MotoGP. Ibarat kata pepatah yang dulu menyokong Doni Tata Pradita, tapi dengan kata yang terbalik. ‘From zero to hero’ menjadi ‘From hero to zero’.
Ini berarti, kendati Yamaha saat ini mampu meraih kemenangan berlipat ganda, tapi hanya bisa gigit jari tanpa bantuan sponsor untuk musim 2011 mendatang. Yamaha bahkan belum mendapatkan tawaran menarik dari perusahaan besar, baik dari negara kedua pembalapnya, ataupun dari negara lain yang memiliki perusahaan besar dan kaya. Dan ini akan mempengaruhi sisi finansial tim Yamaha, jika berlangsung dalam waktu lama.
Dari beberapa sumber yang ada, sejak bulan Oktober 2010 lalu, Air Asia sudah menunjukkan ketertarikan mereka untuk menjadi sponsor di tim tersebut. Sayang, belum ada kesepakatan hingga saat ini yang dicapai oleh Air Asia dengan Yamaha. Apakah karena tim Yamaha memasang harga yang terlalu tinggi bagi yang tertarik untuk jadi sponsor mereka? Bisa saja.
Karena kabarnya untuk menjadi sponsor utama di tim Yamaha, membutuhkan biaya yang tidak sedikit (belum ada bocoran jumlah sponsorship secara detail). Namun jika Yamaha bermurah hati untuk menurunkan tarif jadi sponsor utama di tim mereka, mungkin mereka akan mendapatkan banyak tawaran sponsorship dari perusahaan lainnya.
Jika bukan masalah biaya yang terlalu tinggi, mungkinkah karena pesona sang juara dunia yang kurang menjual bagi calon sponsor? Entahlah. Yang jelas Yamaha harus segera menemukan solusi tepat agar mereka mendapatkan sponsor utama di tim mereka. Agar sisi finansial di tim tersebut tetap normal, tanpa harus tergantung dari hasil penjualan motor Yamaha di seluruh dunia. (otosport.otomotifnet.com)
Ini berarti, kendati Yamaha saat ini mampu meraih kemenangan berlipat ganda, tapi hanya bisa gigit jari tanpa bantuan sponsor untuk musim 2011 mendatang. Yamaha bahkan belum mendapatkan tawaran menarik dari perusahaan besar, baik dari negara kedua pembalapnya, ataupun dari negara lain yang memiliki perusahaan besar dan kaya. Dan ini akan mempengaruhi sisi finansial tim Yamaha, jika berlangsung dalam waktu lama.
Dari beberapa sumber yang ada, sejak bulan Oktober 2010 lalu, Air Asia sudah menunjukkan ketertarikan mereka untuk menjadi sponsor di tim tersebut. Sayang, belum ada kesepakatan hingga saat ini yang dicapai oleh Air Asia dengan Yamaha. Apakah karena tim Yamaha memasang harga yang terlalu tinggi bagi yang tertarik untuk jadi sponsor mereka? Bisa saja.
Karena kabarnya untuk menjadi sponsor utama di tim Yamaha, membutuhkan biaya yang tidak sedikit (belum ada bocoran jumlah sponsorship secara detail). Namun jika Yamaha bermurah hati untuk menurunkan tarif jadi sponsor utama di tim mereka, mungkin mereka akan mendapatkan banyak tawaran sponsorship dari perusahaan lainnya.
Jika bukan masalah biaya yang terlalu tinggi, mungkinkah karena pesona sang juara dunia yang kurang menjual bagi calon sponsor? Entahlah. Yang jelas Yamaha harus segera menemukan solusi tepat agar mereka mendapatkan sponsor utama di tim mereka. Agar sisi finansial di tim tersebut tetap normal, tanpa harus tergantung dari hasil penjualan motor Yamaha di seluruh dunia. (otosport.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR