Jakarta - Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015 kembali menjadi tempat pabrikan mobil nasional menunjukkan eksistensinya dengan PT Fin Komodo yang memajang mobil offroad mini, Komodo.
Ternyata, meski sudah beberapa kali tampil di IIMS, ternyata masih banyakj pengunjung yang kaget dengan penampakan Komodo di pameran. “Video klip ini sangat membantu. Pengunjung langsung tahu apa itu Komodo dan bagaimana performanya,” ujar Ibnu Susilo, Presdir Fin Komodo, sambil menunjuk satu unit televisi yang menayangkan berbagai penampilan Komodo di medan offroad, yang berlumpur dalam maupun lintasan gravel.
Dari situ, katanya, rasa tertarik pada kendaraan produksi PT Fin Komodo Teknologi itu mulai membesar. Banyak pengunjung yang tadinya berpikir Fin Komodo adalah mobil modifikasi atau semacam boogie car, tapi setelah mendapat penjelasan justru terkaget-kaget sekaligus bangga karena ada perusahaan Indonesia yang bisa memproduksi mobil seperti Komodo.
“Prospeknya sangat bagus, banyak calon pembeli yang akan lakukan test drive seusai pameran ini. Terutama mereka yang bergerak di bidang perkebunan dan industri,” kata Ibnu, alumnus ITS mesin angkatan 1980.
Fin Komodo pabriknya di Cimahi, Jawa Barat, asli made in Indonesia.
Perjalanannya membuat Komodo seperti saat ini terbilang berliku-liku, apalagi background-nya adalah industri pesawat terbang.
“Saya meriset proyek ini usai di Airbus pada 2005. Setahun kemudian bikin desain, selanjutnya keluar prototype sampai empat generasi. Generasi 2011 yang menjadi inti produk seperti sekarang ini. Perjuangan panjang, tapi puas karena inilah salah satu bukti bahwa produk Indonesia bisa dibanggakan,” tambahnya.
Fin Komodo tampil dengan dua versi, standar dan medivac yang dimodifikasi untuk mobil evakuasi di arena offroad yang lengkap dengan fasilitas medis. Keduanya hanya mengandalkan 250cc dan menyemburkan tenaga hanya 14 HP pada RPM 750. Namun, power segitu saja ternyata cukup ampuh menembus medan lumpur yang menenggelamkan keempat roda. Padahal, sistem penggeraknya hanyalah 2 roda belakang dengan sprocket.
“Rangka mobil ini mengadopsi rangka pesawat ringan, jadi sangat ringan sehingga tak butuhkan power yang besar. Itu juga yang bikin konsumsi bahan bakar sangat hemat, 1:20. Pakai premium, tapi bisa juga Pertamax,” tambahnya.
Menggunakan transmisi otomatis, Fin Komodo juga terlihat stabil di jalanan yang ‘amburadul’ dan tetap membuat pengemudi dan penumpangnya nyaman tanpa terbanting-banting di kursinya. Itu berkat penggunaan suspensi depan dan belakang model fully independent double wishbone dengan per keong.
Nah, jadi jangan kaget lagi kalau Komodo ikut mejeng di pameran mobil ya (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR