“Cinta pada pandangan pertama,” alasan Benyamin yang saat itu ambil keputusan mengeliminasi tawaran sedan Mazda Familia yang juga gres. Cintanya terhadap Vitara bersemi saat mendapat kesempatan untuk mencicipi versi dua pintu soft top pada 1990.
Ketika itu Vitara belum masuk Indonesia dan kebetulan sang ayah yang sempat menjadi petinggi grup Indomobil, ATPM Suzuki, memberinya kesempatan istimewa ini. “Sejarah mobil ini terlalu panjang, dulunya juga dipakai ibu saya, sering keluar-masuk pasar,” senyumnya mengenang SUV berkelir biru ini yang sudah menembus jarak tempuh 300 ribu km hingga kini.
Kabin Vitara merah cukup apik dengan kelengkapan opsional kabin versi JDM. Jok merek Recaro dan sunroof eks Toyota sebagai aksen
Menurut pemukim kawasan Bintaro, Jaksel ini, Vitara punya fitur lebih komplet dibanding ‘saudara’ satu generasinya, yakni Escudo dan Sidekick.
Beruntung Benyamin memilih varian EPI yang sudah mengaplikasi sistem injeksi elektronik. Selain sudah menerapkan gerak roda 4x4, disinyalir populasinya tak lebih dari 300 unit. Selama lebih dari 15 tahun, berbagai pernik kepunyaan Vitara dari berbagai versi negara diburu dan dikumpulkan.
Saat ini yang telah terpasang antara lain switch fog lamp, headlamp washer lengkap dengan swicth, dimmer, cup holder, stop lamp, side marker hingga pintu belakang yang masing-masing merupakan versi JDM (Japan Domestic Market) dan USDM (United States Domestic Market).
Lebih hoki lagi, belum genap setahun, sebuah Vitara dengan tipe dan tahun produksi yang sama berhasil didapatkan dalam kondisi fisik hampir orisinal. Hanya kondisi kaki-kaki dan interior yang tidak terawat.
Saat ini pasaran Vitara dengan pasokan karburator mulai Rp 60 juta dengan tahun produksi paling awal 1993. “Kalo yang EPI lebih tinggi, minimal Rp 90 juta,” sebutnya. Ke depannya, selain perawatan intensif, beragam aksesori versi JDM masih tercantum dalam daftar buruannya. (mobil.otomtoifnet.com)
Editor | : | Billy |
KOMENTAR