Jakarta - Momen liburan panjang bersama keluarga di hari raya Lebaran, menjadi kesempatan untuk menyambung tali silaturahmi. Nah bersamaan dengan itu, berbagai kebutuhan kerap terakumulasi dalam waktu yang relatif cepat, bisa harian hingga mingguan.
Kerap terjadi keuangan jebol karena tidak adanya manajemen keuangan libur Lebaran yang baik. Setelah rampung membuat rencana mudik atau liburan, maka alangkah bijaksana jika sekaligus menyusun manajemen keuangan liburan Lebaran.
Perhitungan terkait pengeluaran uang tidak hanya mencakup keperluan dasar saja, namun harus mendetail termasuk kebutuhan yang tidak terduga.
Terlebih setiap tahun harga komoditas memiliki kenaikan, sehingga perlu meng-update perhitungan agar tak tekor. Setelah itu, buatlah klasifikasi yang disesuaikan dengan skala kebutuhan.
“Manejemen keuangan libur Lebaran yang efektif terbagi atas 3 besar. Pertama uang perjalanan, mencakup uang transport dan uang siaga bila terjadi masalah dengan kendaraan. Kedua uang kegiatan mudik, yakni uang yang disiapkan selain transport dan uang siaga,” terang Eko Endarto, selaku Financial Planner dari Finansia Consulting.
Lebih lanjut poin ketiga, uang setelah mudik adalah uang yang harus disediakan saat kita pulang mudik. Ini penting karena kita masih harus menjalani hidup setalah mudik.
Untuk mempermudah dalam penyimpanan uang, maka perlu siasat jitu yang mempermudah kontrol pengeluaran keuangan. “Caranya dibuat mudah saja, setiap bagian harus dipisah pertanggungjawaban serta orang yang memegangnya,” lanjutnya.
Misalnya alokasi uang untuk transportasi dan akomodasi selama perjalanan dipegang oleh suami.
Kemudian uang kegiatan selama mudik atau liburan dipegang oleh istri. Kemudian uang setelah mudik diamankan di rekening bank,” imbuh Eko.
Editor | : | Harryt MR |
KOMENTAR