Versi facelift pada desain awalnya yang sudah unik, seberapa baik kah?
Otomotifnet.com - Tidak mudah terlihat unik di masa kini. Termasuk bagi Evoque, SUV kompak premium yang 5 tahun lalu akan membuat setiap pejalan kaki melirik. Kini dengan bertebarnya Macan atau bahkan X4 pun mulai sedikit teredam.
Tentu facelift di tahun 2016 tidak terhindarkan. Namun pertanyaannya, apakah mengubah lampu depan dengan DRL, bentuk bumper depan dengan fog lamp yang lebih naik dan sedikit rupa lampu belakang, cukup untuk kembali menaikkan pamor Baby Range Rover ini?
Apalagi, kami bukan fans berat pelek 18 inci baru tersebut yang terlihat terlalu sederhana. Juga untuk menggandeng nama ‘Land Rover’ di depannya, tentu Evoque harus menguasai jalurnya di medan off road meski hampir tidak ada pemakainya yang akan rela mengangkut SUV seharga Rp 1,449 miliar ini ke permukaan selain aspal.Simak hasil Test Drive OTOMOTIF. * Tim OTOMOTIF
Fitur
Perang fitur terutama di dunia brand premium memang seakan tidak pernah habis, hingga jadi alasan utama bagi Jaguar Land Rover untuk meng-upgrade sistem hiburan kabin setiap line-up-nya, agar tetap up to date.
Namun seperti di Jaguar XE dan Discovery Sport, kami sedikit kecewa dengan InControl Touch berlayar sentuh 8 inci. Selain karena pengoperasiannya lambat, tampilannya juga tidak semenarik iDrive BMW maupun COMAND Mercedes-Benz, bahkan jauh dibanding versi InControl Touch Pro milik F-Pace.
Paling tidak, hiburan yang bisa diberikan 10 speaker Meridian dan dual-channel subwoofer-nya melebihi kebutuhan kuping. Kemudian meski telah dilengkapi passive keyless entry, auto headlights, rain sensing wiper, hingga powered gesture tailgate, Evoque masih kehilangan banyak hal apalagi ketika melirik katalog aslinya.
Contoh dual view touchscreen yang hilang dari versi non-facelift. Kemudian full park assist, surround camera system dan setiap driving aids yang ada pada versi global tidak dimasukkan. Memang fitur di atas tidak bersifat krusial, namun jika mengeluarkan lebih dari Rp 200 juta untuk memilih Evoque dibanding pesaingnya, harus selalu ada fitur kuncian kan?
Konsumsi Dan Performa
Menggantikan transmisi otomatis 6-percepatan sebelumnya, kini versi 9HP dari ZF yang bertugas mengalirkan tenaga dari mesin Si4-nya. Kerennya adalah start yang smooth dari gigi duanya dan perpindahan yang seamless, namun agresif bila dipaksa hingga redline. Sayangnya, pemakaian 9 rasio sepertinya lebih cocok dikatakan untuk pemakaian off road ketimbang efisiensi.
Melalui kemacetan Jakarta dan jalan tol, Evoque hanya mentok di angka 7,3 km/liter. Untungnya, kami tidak akan pernah protes soal hal tersebut mengingat betapa besar tenaga yang disediakan. Dengan total 243 dk dan torsi 340 Nm, mesin Si4 ini sama sekali tidak terasa kurang untuk pemakaian harian dalam kota.
Turbo lag hanya terasa bila beranjak dari diam atau kecepatan sangat rendah, sisanya distribusi tenaga cukup rata dan akan mementalkan badan ke jok ketika kickdown. Tidak lupa, suara saat digeber ketika idle juga sedikit memberikan burble untuk sensasi keren.
Handling Dan Kenyamanan
Sebuah SUV memang bukan ditujukan jadi raja menikung, namun mengingat Land Rover yang pernah bereksperimen menciptakan Range Rover SVR, kami tidak terkejut bagaimana Evoque terasa cukup pede melibas tikungan dalam kecepatan tinggi. Putaran setir terasa komunikatif bahkan dengan profil ban tebal 235/60R18 dan lingkar setir raksasa. Body roll pun tidak terlalu besar mengingat desain kompaknya.
Lagi pula, karakter nyaman Range Rover sangat ditonjolkan di sini. Meski bantingan tidak se-plushy saudara besarnya yang menggunakan air suspension, namun cukup untuk membuat penumpang tertidur lelap sambil tidak merasakan kontur jalanan yang buruk. Sedangkan jok belakang yang tidak bisa slide dan recline memang membatasi fleksibilitas baris kedua, tapi paling tidak sudut sandaran jok sudah cukup rebah. Sayangnya, tidak tersedia power outlet maupun USB port di belakang.
Off-Road
Secara data spesifikasi, Evoque tidak sebrilian Discovery Sport bila ingin melibas medan berat seperti tanah yang bergelombang. Ground clearance 212 mm memang cukup tinggi, namun kemungkinan terasangkut seperti yang dialami Disco bahkan dengan angka lebih tinggi pun masih besar jika melewati off-road ekstrem.
Untungnya departure angle 33° cukup besar agar bagian belakang tidak mudah terpentok, sayangnya di depan hanya 25°. Tidak bisa dipungkiri, Terrain Response bakal menyesuaikan cara berkendara sesuai medan sudah jadi standar di Evoque dan membuat siapa pun bisa melewati medan off-road yang berat. Sedangkan untuk low range gearbox, digantikan oleh gigi satu dari transmisi 9-percepatannya seperti di Discovery Sport.
Data Spesifikasi:
Mesin: Si4, 4-silinder segaris dengan Direct Injection dan Turbocharger
Kapasitas: 1.999 cc
Rasio Kompresi: 10 : 1
Layout Mesin: Mesin Depan Penggerak Roda Empat
Tenaga Maksimum: 240 dk @ 5.800 rpm
Torsi Maksimum: 340 Nm @ 1.750 rpm
Transmisi: Otomatis 9-percepatan
Dimensi (p x l x t): 4.370 mm x 2.090 mm x 1.635 mm
Wheelbase: 2.660 mm
Radius Putar: 5,65 m
Ground Clearance: 212 mm
Approach/Departure Angle: 25° / 33°
Sistem kemudi: Electric Power Assisted Steering
Suspensi Depan: Independent MacPherson Strut dengan Coil Spring
Suspensi Belakang: Independent Multi-Link dengan Coil Spring
Rem Depan/Belakang: Cakram Ventilasi/Cakram dengan ABS, EBD, BA, EPB, DSC
Ukuran Ban: 235/60R18
Kapasitas Tangki: 68,5 liter
Harga: Rp 1,449 miliar off the road
Data Tes:
0 – 60 km/jam : 3,6 detik
0 – 100 km/jam : 7,6 detik
40 – 80 km/jam : 2,9 detik
0 – 201 m : 10,3 detik
0 – 402 m : 15,8 detik
Data Konsumsi:
Dalam Kota: 7,3 km/liter
Luar Kota: 11,1 km/liter
Konstan 60 km/jam: 19,2 km/liter @ 1.400 rpm 7th
Konstan 100 km/jam: 13,7 km/liter @ 1.600 rpm 9th
Pesaing:
BMW X4 xDrive28i M Sport
Mesin: 4-silinder segaris 1.997 dk dengan twin-scroll turbocharger
Tenaga/Torsi: 245 dk / 350 Nm
Harga: Rp 1,209 miliar off the road
Editor | : | Parwata |
KOMENTAR