Dalam setiap modifikasi mobil, cara paling ampuh untuk mengubah tampilan adalah dengan mengubah sektor kaki-kaki. Pilihan pertama tentu saja mengganti velg dan ban. Tahap selanjutnya yang perlu diperhatikan tentu bagian suspensi agar tampilan mobil lebih enak dilihat.
Ada beragam cara untuk mereduksi ketinggian mobil. Mulai yang paling simpel menggunakan lowering kit, hingga yang paling banyak memberikan pengaruh tentu saja penggunaan air suspension.
Akan tetapi yang namanya mereduksi ketinggian kebanyakan akan mengurangi kenyamanan saat dikendarai meski secara tampilan mobil akan terlihat lebih keren. Lantas, pilihan apa yang cocok di antara lowering kit, coilover, atau air suspension yang bisa diterapkan di mobil Anda? Di bawah ini akan kami jabarkan satu persatu kelebihan serta kekurangan dari masing-masing ubahan ini.
Lowering Kit
Apa sih yang dimaksud lowering kit? Lowering kit merupakan kit suspensi, biasanya berupa per yang didesain oleh pabrikan aftermarket untuk meningkatkan tampilan dan handling mobil. Sesuai namanya, lowering kit memiliki per lebih pendek dari komponen standar mobil.
Meski lebih pendek, karena sudah diperhitungkan oleh para ahli di produsennya, lowering kit tetap mempertahankan kenyamanan yang tak jauh berbeda dari standar. Salah satu kelebihan lowering kit dibanding cara lain di sini adalah harganya yang lebih terjangkau. Harga lowering kit ini bermacam-macam, tergantung spesifikasi dari per tersebut. Semakin mampu meningkatkan handling, maka biasanya harganya semakin mahal. Rentang harga lowering kit umumnya berada di kisaran Rp 3-6 juta.
Di pasaran ada beragam jenis lowering kit. Salah satunya berupa per progresif. Per jenis ini punya jarak ulir yang tidak seragam, ada ulir yang berjarak rapat dan ada yang renggang. Ulir dengan jarak rapat punya sifat lebih lembut sehingga membuat redaman tak berbeda jauh dari standar.
Redaman lembut ini kemudian dikompensasikan oleh ulir renggang yang punya sifat lebih kaku. Ketika mendapat beban, misalnya saat mobil bermanuver cepat, ulir per dengan jarak renggang yang keras membuat suspensi mobil lebih kaku (stiff), sehingga performa handling meningkat.
Dalam mencari lowering kit, ada baiknya jika disesuaikan dengan kebutuhan. Karena setiap per punya karakter berbeda. Ada yang nyaman dan bisa digunakan harian, dan ada juga yang keras bantingannya karena mengutamakan handling jauh di atas standar.
Dalam satu merek biasanya terdapat beberapa varian per yang punya spesifikasi berbeda. Jika Anda tidak ingin mengorbankan kenyamanan, ada pilihan Tein H-Tech, Eibach Pro Kit, atau Tanabe NF.
Sedangkan Eibach Sportline, Tanabe GF/DF, atau Tein S-Tech, merupakan lowering kit yang mengutamakan handling serta penampilan. Spring rate yang diusung agak keras sehingga otomatis bantingannya juga kaku.
Umumnya lowering kit menurunkan ketinggian mobil antara 30 mm hingga 40 mm.
Coilover
Sama dengan lowering kit, tujuan dari penggunaan coilover adalah mengubah ketinggian mobil sesuai keinginan. Hal tersebut dimungkinkan karena coilover punya kelebihan yaitu bisa disetel tinggi-rendahnya, bahkan keras-empuknya sehingga seketika mampu mengubah karakter suspensi.
Dari fisiknya, coilover dapat diidentifikasi lewat tampilan sokbreker yang dilingkari per keong dalam satu konstruksi. Namun coilover dibekali mekanisme pengaturan tingkat ketinggian dan kekerasan lewat mekanisme drat pada per atau selongsong sokbreker.
Ketersediaan fitur pengaturan ketinggian dan kekerasan coilover berbeda-beda tergantung variannya. Ada coilover yang hanya mampu mengatur tingkat kekerasan suspensinya saja, ada pula yang hanya bisa mengatur ketinggian suspensi, atau bahkan mengatur keduanya.
Itu sebabnya penggunaan coilover akan lebih maksimal jika dilihat dari penggunaannya. Antara kompetisi dan harian tak bisa saling pakai.
Varian coilover pun semakin banyak di pasaran, termasuk produk entry level. Yang menarik, saat ini sudah tersedia suspensi coilover dengan harga terjangkau, namun memiliki fitur cukup lengkap. Sehingga penggunaannya bisa jadi solusi yang lebih aman ketimbang harus custom per atau sokbereker dalam koridor static. Setidaknya ada beberapa pilihan coilover entry level yang beredar di pasaran Indonesia, dengan rentang harga tak lebih dari Rp 20 juta.
Beberapa merek dengan harga terjangkau di pasaran antara lain mulai dari ST Suspensions yang merupakan varian entry level dari KW Suspension. Ada juga K-Sport Racing Street asal Taiwan yang memiliki model lengkap untuk hampir semua mobil keluaran Eropa maupun Jepang. Harganya mulai dari Rp 13 jutaan dengan fitur cukup lengkap, mulai dari ride height, spring rate, hingga damper dengan 30 setelan.
Pilihan lain bisa menggunakan BC Racing V1. Tersedia 30 tingkat kekerasan, spring rate, dan ride height. Harganya sekitar Rp 12,5 hingga 14,5 juta termasuk ongkos pasang. Tersedia untuk hampir semua mobil baru Jepang dan Eropa.
Dan terakhir Anda bisa memilih Blitz Damper ZZR. Tersedia dua tipe: one way dan two way untuk pengaturan damper. Sementara untuk tingkat kekerasan tersedia 32 klik. Blitz Damper ZZR juga kompatibel dengan pengaturan elektronik Blitz, yakni DSC. Untuk tipe one way dibanderol mulai Rp 18 juta. Tersedia untuk sports car Jepang dan Eropa seperti Subaru Impreza WRX, BRZ, Toyota 86, MINI, dan Audi.
Suspensi Udara
Pemakaian suspensi udara sudah bukan hal aneh lagi di masa sekarang. Bahkan banyak pabrikan yang sudah menyematkan suspensi udara sebagai kelengkapan standar. Namun seberapa efektif aplikasi suspensi udara di mobil harian yang sudah dimodifikasi?
Penggunaan air suspension sekilas terlihat praktis. Ketemu jalan jelek tinggal ditinggikan, bila sedang parkir posisi suspensi udara tinggal diturunkan sampai habis, dan mobil langsung ceper seketika.
Namun selain kelebihan di atas tentu saja ada kelemahannya. Suspensi udara secara konstruksi tidak sekuat per keong. Hal ini karena suspensi udara menggunakan balon sebagai pengganti per keong yang ditopang juga oleh sokbreker. Nah, balon ini yang lebih ringkih dibanding per keong yang terbuat dari batang baja. Kalau pemasangannya tidak benar atau terkena benda tajam, balon bisa berisiko bocor.
Di sisi lain suspensi udara punya banyak benefit bagi yang mengaplikasikan bodi kit. Selain itu kenyamanannya relatif tidak berbeda jauh dibanding suspensi standar. Dan yang terpenting usahakan pakai yang bolt-on, karena biasanya bantingannya lebih lembut mengingat spesifikasi suspensi yang sudah dihitung sesuai dengan bobot mobil.
Selain perangkat suspensi udaranya, ada juga perangkat manajemen yang mengatur ketinggian mobil berdasarkan ketinggian mobil atau tekanan udara. Di pasaran, terdapat beberapa brand yang bisa ditemui, mulai dari AccuAir, E-Level, iLevel, dan Switch Speed. Ada juga AutoPilot buatan produk AirLift. Dan masih ada lagi manajemen kit dari merek suspensi udara lain, seperti AirRex, AirBagIt, K-Sport.
Sementara ini predikat paling canggih masih dipegang produk AccuAir karena bisa self leveling dan terintegrasi smartphone berbasis Android dan iOS via Wi-Fi. Untuk harganya kisaran Rp 15-30 juta, belum termasuk perangkat air suspension-nya.
Lift Kit
Bila mereduksi ketinggian mobil identik dengan 3 hal di atas, bagaimana dengan mobil jenis SUV atau double cabin yang ingin ditinggikan? Salah satu cara mudah yakni dengan penggunaan lift kit. Sesuai namanya produk ini berfungsi kebalikan dari lowering kit. Penggunaannya akan membuat ground clearence mobil tambah menjulang.
Di pasaran tersedia beberpa merek yang cukup dikenal. Seperti Calmini, Skyjacker, ProComp, Superlift, Black Diamond, Rough Country, Tuff Country, Fabtech, Ironman, Oldman EMU dan sebagainya.
Ukuran lift kit tersedia beragam pilihan. Mulai dari 2 inci, 3 inci, hingga 7 inci. Lebih dari itu, mobil dipastikan tidak nyaman. Dan yang perlu diingat semakin tinggi mobil yang perlu diperhatikan adalah body roll yang semakin besar juga akibat pergeseran titik pusat gravitasi menjadi lebih ke atas.
Secara konstruksi, lift kit sudah dirancang sesuai dengan jenis mobil masing-masing. Makanya pemasangannya pun tinggal plug and play. Jadi sewaktu-waktu ingin dibalikkan seperti semula lebih mudah.
Untuk harga lift kit di pasaran saat ini mulai dari Rp 9 jutaan hingga Rp 30 jutaan. Oh ya, setelah memasang lift kit, pastikan juga Anda menyetel ulang sistem pengereman. Karena sudah menggunakan lift kit titik center of gravity berubah dan ban yang memiliki ukuran lebih besar pasti membuat kinerja rem lebih berat.
Editor | : | andy |
KOMENTAR