3. Saat Recovery
Begitupun ketika recovery menggunakan winch. Pakai transmisi otomatis jauh lebih mudah. Tinggal taruh tuas transmisi di 1 atau L.
“Dengan begini, kita lebih mudah mengoprasikan remote winch sambil konsentrasi mencari traksi yang pas dan aman,” jelas Yuri Kusweri, off-roader yang aktif di komunitas Suzuki Jip Indonesia.
Pada beberapa kendaraan manual, hal ini akan sulit sekali. Karena tidak semua jenis handicap memungkinkan kita melepas kopling begitu saja saat recovery.
“Beberapa trek memaksa kita memainkan kopling. Contohnya saat recovery di handicap batu atau saat kendaraan terjepit di alur air,” tambah Yuri.
4. Menemui Turunan Terjal
Saat ketemu handicap turunan terjal, cukup posisikan tuas di 1 atau L. “Agar laju kendaraan dapat ditahan oleh engine brake. Jadi pengemudi bisa konstrasi pada obstacle sambil mengarahkan posisi kendaraan,” kata Farid.
Mudah bukan? Tidak perlu lagi direpotkan menginjak kopling dan pusing memikirkan kapan harus mengganti gigi yang tepat.
Tinggal taruh tuas girboks pada pilihan 1 (L) atau 2, dan biarkan transmisi melakukan tugasnya.
5. Cegah Kerusakan
Menariknya, secara umur transmisi matik lebih awet ketimbang manual. Apalagi bila hanya untuk penggunaan harian.
Cukup perhatikan jumlah oli dan masa pakainya saja. Tapi bila digunakan untuk off-road, tentu harus ada tambahan.
“Karena transmisi bakal kerja lebih ekstra ketimbang biasanya. Salah satunya adalah memperhatikan temperatur alias suhu transmisi,” ucap Farid yang sempat menerima customer jebol matiknya karena overheat.
“Baiknya pasang indikator temperatur, karena musuh utama transmisi matik adalah suhu panas,” saran Farid. Setiap pemakaian yang memaksa transmisi matik kerja berat, pasti akan meningkatkan suhunya.
“Kerja ideal dari oli ATF yang ada pada transmisi matik adalah 80º Celcius. Pantau selalu agar suhu transmisi tidak melebihi 120º C, yang jadi titik kritis karena akan merusak,” tambahnya.
6. Jaga Kapasitas Oli
Kerja transmisi otomatis sangat bergantung pada oli. Makanya harus memperhatikan hal ini.
“Kapasitas oli jangan sampai kurang (biasanya di atas 6 liter), karena koplingnya harus terendam oli dan perpindahan gigi berdasarkan tekanan hidrolis yang memanfaatkan oli dalam girboks,” ucap Farid.
Untuk umur pemakaian, beberapa transmisi generasi modern sudah canggih, umur olinya sudah long-time, bahkan hingga lebih dari 100 ribu kilometer baru disarankan ganti. Sedangkan untuk girboks otomatis yang masih konvensional, disarankan ganti setiap 30 ribu kilometer.
Editor | : | Otomotif R4 |
KOMENTAR