Jakarta-Tak ada salahnya terus mengingat soal keletihan tubuh maupun mental selama masa libur lebaran.
Belum lagi kepadatan arus lalu lintas serta kondisi jalanan yang bervariasi.
Semua ikut menambah ‘rumit’ perjalanan libur lebaran.
Ujung-ujungnya waktu tempuh ikut memanjang.
Sejatinya itu wajar karena begitu banyak pemakai jalan lain yang punya waktu luang lebih panjang dibandingkan waktu diluar libur lebaran.
Momen itulah yang dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mereka saat bepergian.
Imbasnya, kepadatan lalu lintas akan semakin menjadi dan ada saja pengguna jalan yang tidak siap atau mengalami stres dengan kondisi ini.
Mereka yang rentan stres biasanya tidak terbiasa bepergian saat situasi mudik.
Nah, supaya enggak stress, masih ada waktu kok sebelum puncak arus balik, berikut langkah antisipasinya:
1. Rencanakan Perjalanan
Untuk mendapatkan kenyamanan yang maksimal, memang harus sedikit berkorban pada awalnya.
Luangkan waktu untuk memastikan segala sesuatunya berjalan mendekati harapan.
Tentukan rute yang akan dilewati dan segala fasilitas penunjang yang tersedia di rute tersebut, seperti SPBU, restoran, juga tempat untuk beristirahat.
Jangan lupa juga untuk mempersiapkan berbagai hal kecil yang kerap diandalkan selama perjalanan.
Seperti menyiapkan uang receh untuk membayar tol dan parkir di tempat yang mudah terjangkau, juga kelengkapan hiburan seperti musik dan film agar penumpang tidak bosan.
2. Sediakan Waktu Relaksasi
Mengemudi yang optimal secara fisik hanya 2 jam saja.
Lebih dari itu harus diselingi dengan refreshment pada fisik pengemudi.
Caranya mudah saja, cukup berhenti di titik aman dan tinggalkan kendaraan sejenak untuk menghirup udara bebas sembari meregangkan otot-otot yang kaku.
Penumpang pun wajib melakukan hal yang serupa.
Karena secara tidak langsung energi mereka juga sudah terkuras untuk bertahan pada kondisi stagnan dalam waktu yang cukup lama.
Waktu istirahat yang ideal adalah berkisar dari 15 sampai dengan 30 menit.
3. Jangan Lawan Jam Biologis
Soal waktu keberangkatan perjalanan, memang setiap orang memiliki preferensi tersendiri.
Ada yang senang berangkat di siang atau malam hari.
Namun sesungguhnya Anda tidak bisa melupakan jam biologis yang dimiliki oleh tubuh.
Ada dua waktu yang dinilai kritis bagi tubuh, yaitu siang sekitar pukul 12 hingga 3 sore dan malam mulai dari pukul 8 hingga 5 pagi.
Waktu tersebut banyak diyakini sebagai waktu istirahat oleh tubuh sehingga rasa kantuk kerap menghampiri.
Bila sedang dalam perjalanan, solusinya adalah dengan melakukan power nap atau ramai dikenal dengan istilah ‘tidur ayam’.
Tidur yang dilakukan dalam tempo kurang dari 30 menit ini diyakini mampu mengembalikan kesadaran tubuh.
Namun bila telah mengemudi lebih dari 6 jam, lupakan hal tersebut dan carilah tempat istirahat yang layak untuk tidur lebih dalam.
Perjalanan tidak boleh terlalu dipaksakan karena akan menimbulkan efek lelah yang luar biasa, baik bagi pengemudi maupun penumpang.
4. Nikmati Perjalanan
Hal yang paling penting dalam menyikapi waktu tempuh berlebih adalah menikmati perjalanannya.
Karena arus mudik pada umumnya memang memakan watu tempuh dua kali lebih lama dibandingkan waktu di luar musim mudik.
Bawalah perbekalan logistik yang cukup, lalu siapkan siapkan bantal dan kasur di mobil.
Anggap kegiatan pergi liburan tahunan ini sebagai sarana rekreasi karena mereka berpergian bersama keluarga tercinta.
Sumber:
- Tiara Puspita Ningrum, M.Psi (Rumah Tiga Generasi, Jakarta).
- Sony Susmana, (Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI))
- Mira Keumala Safri (Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC))
Editor | : | erie |
KOMENTAR