Otomotifnet.com - Tidak dapat dimungkiri di Indonesia masih seringkali terjadi kecelakaan.
Di samping faktor ketaatan dalam berlalu lintas, ternyata salah persepsi soal mengerem juga disebut sebagai salah satu penyebabnya.
Hal tersebut diungkapkan trainer Indonesia Safety Driving Center (ISDC) Norman Syam, yang menilai banyak masyarakat yang masih gagal paham soal prinsip mengerem.
Menurut Norman, tindakan mengerem kerap dilakukan masyarakat secara tiba-tiba saat panik, tujuannya tentu untuk menghentikan kendaraan.
(BACA JUGA: Jangan Ditiru, Ini Berat, Detik-Detik Honda CBR150R Mengalahkan GSX-R150)
Rupanya prinsip tersebut ternyata salah menurut Norman.
Pasalnya menginjak rem secara tiba-tiba akan membuat kendaraan makin sulit dikontrol karena ban bisa tergelincir, apalagi bila sistem pengereman belum dibekali ABS
Norman juga menjelaskan bahwa tindakan itu dilakukan karena masyarakat berpikir bahwa rem adalah untuk menghentikan kendaraan.
Padahal prinsip rem adalah untuk mengurangi laju dari kendaraan.
"Jadi prinsip itu dulu yang harus dipahami," kata Norman.
(BACA JUGA: Lagi! Ratusan Motor Terdiam Di Atas Jembatan Kasablanka, Polisi Dalam Jumlah Banyak Mengadang)
"Kalau mindset mengerem artinya harus berhenti, yang bisa membuat kendaraan berhenti hanya tembok, pohon atau beton," imbuhnya.
Norman menyatakan pengendara yang memiliki mindset mengerem artinya menghentikan kendaraan harus mengubah pola pikir.
Sebab pemahaman dari mengerem yang benar adalah mengurangi kecepatan.
Dengan mengurangi kecepatan, maka pengemudi tidak akan menginjak rem secara penuh saat situasi darurat.
Editor | : | Joni Lono Mulia |
Sumber | : | GridOto.com,Kompas.com |
KOMENTAR