Otomotifnet.com - Industri perakitan otomotif nasional sudah melakukan otomatisasi menggunakan teknologi robotik.
Hal ini menarik minat pabrikan robot asal Denmark yang kepincut memasarkan produknya di industri perakitan otomotif.
Perusahaan robotik tersebut adalah Universal Robots, yang melihat peluang pasar di industri perakitan otomotif nasional.
"Rasio penggunaan robot Malaysia dan Thailand lebih tinggi dibandingkan Indonesia, yakni 40-50 robot per 10 ribu karyawan,”
”Negara lain, seperti Filipina dan India, berada satu level dengan Indonesia dengan rasio 3-4 robot per 10 ribu karyawan," bilang Sakari Kuikka, General Manager Universal Robots.
Sakari melanjutkan, Singapura memiliki rasio 658 robot per 10 ribu karyawan.
Bahkan rata-rata dunia rasio penggunaan robotnya 85 per 10 ribu karyawan.
Teknologi robotik dalam perakitan otomotif sejatinya telah digunakan di hampir semua pabrikan otomotif nasional.
Hal ini sejalan dengan implementasi industri 4.0.
Topik tersebut mencuat dalam diskusi pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot), bertajuk Peningkatan Daya Saing Industri Otomotif Indonesia Menuju Era Otomotif 4.0 di Jakarta (15/8).
Dalam kesempatan ini hadir Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara.
“Beberapa bagian pekerjaan yang sudah menggunakan robot. Antara lain pengelasan (welding), painting, bodi, dan sebagainya,” ungkap kukuh.
Ia menambahkan industri otomotif Indonesia makin kompetitif daya saingnya, karena sudah banyak menggunakan teknologi robot.
“Namun, memang proses adopsinya dilakukan secara bertahap. Karena tetap juga dihitung nilai keekonomiannya saat digunakan dalam satu tahapan produksi kendaraan,” lanjut kukuh.
Masih menurut Kukuh, industri otomotif Indonesia merupakan salah satu industri strategis di Indonesia.
Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia 2018 mencapai 1,76 persen atau setara Rp 260,9 triliun.
"Industri otomotif juga masuk kelompok 10 besar investasi asing langsung di Indonesia pada 2018 senilai US$ 1 miliar," bebernya lagi.
Turut hadir dalam diskusi, Agus Thajajana, Pengamat otomotif yang juga Ketua Persatuan Insinyur Indonesia Bidang Industri Otomotif periode 2015-2018.
Serta perwakilan pabrikan mobil seperti Daihatsu, Isuzu, Suzuki, Wuling, DSFK, Hino, KTB, dan sebagainya.
"Bila harus diproduksi lebih dari 500 unit mobil per hari, untuk menjamin kualitas pekerjaan yang sama, hanya bisa dikerjakan oleh robot," tutur Agus Thajajana yang juga dikenal sebagai komisaris di PT Inalum (Persero).
Agus menambahkan teknologi robot memiliki manfaat bagi pabrikan otomotif di Tanah Air, seperti produktivitas bertambah, efisiensi sumber daya.
Peningkatann efisien proses produksi, meningkatkan daya saing, time to market produk lebih cepat, dan meningkatkan profit karena lebih banyak mobil yang masuk ke pasar.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR