Setelah naik ke mesin dyno, diikat kuat dan sensor putaran mesin dipasang di kabel busi, maka dilakukan running hingga diperoleh hasil maksimal.
Dalam prosesnya, ternyata cukup 5 kali running sudah diperoleh data maksimal, dan dari tiap running tenaga dan torsi yang ditorehkan konstan hanya beda tipis.
Hasil terbaiknya ternyata tenaga maksimal Royal Alloy GP200S di roda adalah sebesar 13,7 dk di 8.020 rpm dengan torsi 12,44 Nm di 7.700 rpm.
Angka segitu terbilang besar. Sebagai perbandingan, Yamaha NMAX di dyno yang sama hanya sekitar 12 dk. Wajar karena kapasitas mesinnya juga lebih besar Royal Alloy.
Yang juga menarik dari hasil dyno, adalah grafik dan putaran maksimalnya.
Karakter tenaganya terbaca jika dari bawah naik secara linear, hanya sedikit tersendat di kisaran 6.800 rpm, kemudian naik terus hingga peak power di 8.020 rpm, setelah itu ada penurunan namun hanya sedikit sampai limiter di 9.500 rpm kurang sedikit.
Grafik demikian tentu khas mesin overbore yang kuat di putaran tengah ke atas.
"Grafiknya bagus, pantas atasnya nyeruntul ngisi terus," kesan Imam, kepala mekanik Sportisi Motorsport yang membantu menguji di atas dyno dan juga mencobanya di jalan.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR