/photo/2020/07/14/2044436399.jpeg)
Otomotifnet.com - Kawasaki Ninja ZX-25R punya banyak fitur yang tak dimiliki Ninja 250 2 silinder.
Salah satunya adalah adanya belalai penangkap udara yang kemudian diarahkan ke boks penyaring udara.
Belalai tersebut tentu yang nama kerennya ram air intake.
Lokasi lubangnya ada di bagian muka motor, tepat di atas kedua lampu utama, bentuknya mirip segitiga.
Baca Juga: Cerita Calvin dan Danny, Harus Antri Sejak Subuh Untuk Kawasaki Ninja ZX-25R
/photo/2020/07/14/3107694642.jpeg)
Dari lubang yang dikasih kawat ram sebagai pengaman dari benda asing, kemudian berbelok lewat sisi kiri tepat di balik fairing, lalu menuju boks penyaring udara.
Konstruksinya sedikit beda dengan di moge, misal ZX-10R, yang mana ram air biasanya dari muka langsung lurus lewat komstir, dan masuk boks penyaring udara yang letaknya di balik tangki.
Dengan adanya belalai udara ini, maka udara bisa langsung ditangkap dari depan.
Selain lebih bersih dan dingin dibanding lubang udara di bawah jok, kelebihannya tentu pada kecepatan tinggi udara yang masuk tekanannya lebih kuat, maka udara yang menuju throttle body dan masuk mesin pun bisa lebih banyak.
Efeknya tenaga yang dihasilkan mesin jadi lebih besar.
“Efeknya akan terasa di atas kecepatan 100 km/jam,” terang Michael C. Tanadhi, Head Sales And Promotion PT. Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
“Makanya pakai ram air tenaga maksimal ZX-25R bisa sampai 51 ps,” imbuhnya.
/photo/2020/07/14/3357563127.jpeg)
Sementara jika tanpa ram air, klaim tenaga maksimal dari mesin 250 cc 4 silinder segaris DOHC 16 katupnya hanya 50 ps atau sekitar 49,5 dk di putaran mesin 15.500 rpm.
Ram air intake ZX-25R ini menurut Kawasaki didesain tetap aman dari air, artinya jika ada air masuk akan terbuang tak ikut masuk ke element penyaring atau tersedot mesin.
Lalu permukaan sisi dalamnya dibikin halus agar udara tak terhambat.
/photo/2020/07/14/1982470749.jpg)
Motor 250 cc yang juga pakai ram air adalah Honda CBR250RR, hanya saja lokasinya tersembunyi di balik fairing di sisi kiri dan kanan, dan agak ke bawah.
| Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR