Otomotifnet.com - Seperti kita tahu, Honda CBR250RR SP dan SE punya performa mesin yang lebih besar dibanding yang versi lama.
CBR250RR versi SP dan SE, yang merupakan model year 2020 punya tenaga maksimal 40,4 dk (41 PS) di 13.000 rpm dan torsi 25 Nm di 11.000 rpm.
Melonjak signifikan dibanding CBR250RR versi lama alias model year 2016 yang hanya 38,3 dk (38,7 PS) di 12.500 rpm dan torsi 23,3 Nm di 11.000 rpm.
Apa saja sih ubahannya? Nah pas sesi tes CBR250RR SP yang diselenggarakan kemarin (19/8/2020) di Astra Honda Motor Safety Riding and Training Center (AHMSRTC), ada Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor, jadi diterangkan secara lengkap ubahannya.
Baca Juga: Kawasaki Ninja H2R, Moge Bertenaga 310 DK, Jambakannya Maut!
“Piston bagian atasnya diubah, untuk menaikkan kompresi,” buka Endro. Jadi dengan piston lebih jenong, rasio kompresi mesin dari 11,5:1 jadi 12,1:1.
“Bagian bawah piston tapi dikurangi untuk mengurangi gesekan,” lanjutnya.
Jika diukur, jarak dari bibir bawah ke pin, di piston yang lama 18 mm, sedang yang baru cuma 15 mm.
Hanya saja bobot lebih berat karena lebih tebal, piston versi lama 106,5 gr sedang yang baru 110 gr.
Pin piston pun berubah, “Agar lebih kuat, dibuat lebih tebal,” terangnya. Ketebalan dagingnya dari 2,75 mm jadi 3 mm.
Bagian silinder pun mengalami ubahan, “Supaya tekanan lebih bagus dan mengurangi pumping lost, di bagian bawah silinder dikasih coakan, sehingga tahanan di bawah piston bisa dibuang ke samping, sehingga putaran mesin lebih ringan,” terangnya.
Endro melanjutkan, “Perubahan juga ada di bagian conrod yang jadi nut less atau tak pakai mur, sekarang hanya baut saja sehingga berat berkurang.”
Crankshaft ternyata bahannya juga berubah, tujuannya untuk mendukung kekuatannya.
Termasuk juga di bagian per klep, juga ada ubahan, “Rpm lebih tinggi, maka per klep juga berubah lebih pendek, supaya lebih ringan,” lanjut Endro yang kini berkantor di kawasan Greenland International Industrial Centre (GICC) Blok DD No 01 Kota Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.
Bagian balancer untuk mendukung power up pun direduksi diameter bearingnya, dari 27,998 mm jadi hanya 22,998 mm.
Ubahan berikutnya di sistem asupan bahan bakar dan udara, “Saringan udara dari flat type sekarang jadi foaming type agar nafas lebih plong.”
“Air funnel atau leher angsa saringan dibikin beralur venturinya supaya udara yang masuk tekanannya lebih bagus,” lanjut pria ramah ini.
“Perubahan tentu juga ada di setingan ECM dan supaya penyaluran lebih bagus, didukung adanya assist slipper clutch,” tutup Endro.
Dengan berbagai ubahan tadi, pantas jika performa mesin CBR250RR di versi SP dan SE bisa meningkat.
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR