Otomotifnet.com - Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera membangun Jalur Tengah Selatan yang membentang sejauh 312 kilometer dari Sukabumi hingga Ciamis.
Rencana ini sudah diajukan ke Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif mengatakan, rencananya Jalur Tengah Selatan Jabar akan membentang sepanjang 312 kilometer.
Posisinya membentang dari barat ke timur, di antara Jalur Tengah Jabar dan Jalur Pantai Selatan Jabar.
"Ini sedang ada proses yang perlu dilakukan oleh Pemprov Jabar dengan sejumlah pemerintah kabupaten kota," kata Ferry saat dihubungi, (28/2/21).
Baca Juga: Tol Bandung-Cilacap Membentang 206 Km di Jalur Selatan, 2020 Baru Lelang Tender
Pembangunan Jalur Tengah Selatan Jabar ini didasari karena di Jawa Barat bagian selatan sudah ada Jalur Pantai Selatan, kemudian di jalur yang paling tengahnya adalah Jalur Tengah yang lama, yakni jalur Sukabumi-Bandung-Banjar.
"Jarak antara Jalur Pantai Selatan dengan Jalur Tengah itu hampir antara 75 kilometer sampai 100 kilometer," sebutnya.
"Jadi masyarakat yang di jalur tengah ini mau ke Jalur Tengahnya jauh, mau ke Jalur Selatannya jauh. Dari situ awalnya untuk membangun Jalur Tengah Selatan," katanya.
Jalur baru ini, katanya, bertujuan mempermudah masyarakat mengakses kawasan tengah dan selatan Jabar, di antaranya untuk perekonomian, pendidikan dan kesehatan.
Contohnya, untuk mengakses Rumah Sakit Jampangkulon dan Pameungpeuk.
"Inilah dasar hal tersebut diajukan awalnya kepada Menkomarves, kemudian didorong menjadi usulan Pemprov Jabar dalam rapat kemarin (24/2/21)," sambungnya.
"Saat rapat koordinasi Gubernur melalui Bappenas, diajukan juga ke Bappenas," katanya.
Ferry mengatakan dari Kabupaten Sukabumi sampai Kabupaten Ciamis atau dekat Kota Banjar, panjang jalur ini sekitar 312 kilometer.
Harapannya adalah kalau APBN bisa mendanai pembangunan ini, Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten kota tidak akan terlalu berat membiayai pembangunannya.
"Untuk membangunnya, jadi jalan eksisting yang sudah ada itu ada sebagian kecil jalan provinsi, sebagian jalan kabupaten kota, dan banyaknya adalah jalan desa," tuturnya.
Baca Juga: Tol Bandung-Cilacap Tahap Sosialisasi, Calo Tanah Mulai 'Gentayangan'
"Sehingga ada ketentuan untuk jalan provinsi dari sisi lebar jalan, daerah milik jalan, itu ada ketentuan. Maka harus diperlebar jalan desa ini," terangnya.
Mengenai detail luas lahan yang dibebaskan dan rute terbaiknya, katanya, masih dibahas.
Pihaknya masih menerima masukan dari pemerintah kabupaten dan kota, serta desa yang akan dilalui jalur tersebut.
"Baru tahap-tahap awal kita rapatnya. Untuk detailnya teman-teman kabupaten dan kota kita ajak bersama-sama dengan lebih terperinci membahas, fasilitas umum yang terkena, pembebasan lahan atau rumah yang terkena," ujarnya.
Ferry mengatakan berdasarkan perkiraan kasar, pembangunan jalan ini memakan anggaran Rp 3 triliun, belum termasuk pembebasan lahan.
Pihaknya pun meminta pemerintah kabupaten dan kota yang terkait untuk sama-sama mempersiapkan diri kalau APBN 2022 bisa mendanai proyek tersebut.
"Mungkin paling tidak harapan kami sesuai dengan masa kerja Pak Gubernur, harapnya 2023 sudah ada pekerjaan dulu, bukan hanya penyiapan diri atau pengukuran, tapi dengan 312 kilometer seperti itu kami akan merencanakan lebih detail lagi untuk fisiknya berapa persen, ini yang sedang dibahas bersama," katanya.
Tidak usah menunggu selesai semuanya dikerjakan, katanya, yang penting pembangunan ini dilakukan bertahap.
Hal ini sama seperti pembangunan Jalur Pantai Selatan Jabar yang menghubungkan Sukabumi-Pangandaran, yang juga dibangun bertahap.
"Kalau sudah diakses oleh pemerintah pusat melalui Bappenas dan Kemenkomarves, ada kepastian bagi Provinsi Jabar bahwa APBN akan turun, ini yang paling penting," ucapnya.
Baca Juga: Tol Bandung-Cilacap Suguhkan Pemandangan Gunung Galunggung dan Waduk Leuwi
"Poin pentingnya adalah konsen dan perhatian pemerintah pusat, kabupaten kota dan provinsi di Jalur Tengah Selatan ini," katanya.
Ferry memperkirakan jalur ini akan dimulai dari Palabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, kemudian menuju pertengahan Surade, menuju pertengahan Cidaun-Cianjur, kemudian melewati Ciwidey dan Pangalengan.
Lalu dilanjutkan ke Cikajang dan selatan Tasikmalaya, kemudian ke Ciamis dan berdekatan dengan Kota Banjar.
"Jadi kecamatan yang dilaluinya memang bukan kecamatan yang selama ini kita ketahui ada jalurnya," ungkapnya.
"Misalnya itu dari daerah Sukabumi atau daerah Cianjur, itu antara Cianjur dengan Cidaun, kemudian baru nyambung ke arah Ciwidey dan masuk ke wilayah Pangalengan, tapi bukan jalur yang ada sekarang, mungkin ada wilayah perkebunan dan sebagainya, dari Pangalengan nanti ke wilayah sekitar Cikajang, dari situ baru ke arah Tasikmalaya, masuk ke wilayah Kabupaten Pangandaran dan Ciamis, bukan jalur yang sudah ada," bebernya.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR