Otomotifnet.com - Pada dasarnya, mesin turbo memang dirancang memiliki kompresi lebih rendah dibandingkan tanpa turbo.
Contoh di Honda Civic Hatcback Turbo, rasio kompresinya cuma tercatat 10,5:1, lalu Wuling Almaz hanya terukur 9,5 : 1.
Meski lebih rendah dari mesin Naturally Aspirated (N/A) alias tanpa doping teknologi force induction macam turbo atau supercharger, namun mobil turbo bensin haram ‘minum’ bahan bakar oktan rendah.
“Karena mesin turbo akan mengalami peningkatan kompresi saat mendapat semburan udara dari turbo. Pressure udara dari perangkat turbo ke ruang bakar, otomatis meningkat cukup jauh,” jelas Ovi Sarjan yang merupakan tuner engine handal di KS Nusa Motorsport.
Baca Juga: Perawatan Mesin Turbo, Perhatikan Ini Agar Terbebas Dari Masalah!
Ovi kembli merangkan, misalkan sebelumnya rasio kompresinya 8,5:1, “Saat dapat boost (udara yang didorong ke ruang bakar) dari turbo sekitar 1 bar, kompresinya bisa melonjak jadi sekitar 12:1,” tambahnya.
Danang Wiratmoko, selaku Product Planning Wuling Motors Indonesia ikut menjelaskan, “Pada mesin N/A, kompresi yang dihasilkan hanya dari rasio kompresi piston. Kompresinya akan stabil seterusnya di angka tersebut.”
Sedangkan mesin dengan asupan turbo, lanjut Danang, dapat boost pressure yang disemburkan turbo.
“Efeknya akan membuat total tekanan atau kompresi di ruang bakar lebih tinggi dari mesin N/A,” ujarnya.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
Sumber | : | Tabloid OTOMOTIF |
KOMENTAR