Otomotifnet.com - Selain melakukan perawatan mesin, kaki-kaki juga perlu perawatan, karena fungsinya juga penting.
Salah satu yang wajib dirawat adalah sokbreker depan dan belakang, bila peredam kejut ini tidak dirawat, tentu masa pakainya bisa lebih cepat.
Bahkan bila sokbreker rusak, lecet yang menyebabkan oli keluar bisa membuat sokbreker tidak bisa meredam dengan baik, sehingga membuat kita tidak nyaman.
“Fungsi lainnya juga untuk memberikan kenyamanan dan kestabilan saat berkendara dalam segala kondisi baik itu jalan pelan, cepat, bahkan ketika bermanufer,” ungkap Ade Rohman selaku Sub Departement Head Technical Service PT Daya Adicipta Motora.
Baca Juga: Sokbreker Terlalu Empuk? Pakai Damper, Mulai Rp 50 Ribuan aja
Kira-kira apa saja yang bisa membuat masa pakai sokbreker mudah rusak? Tentunya banyak faktor, mulai dari terlalu sering melibas jalan rusak, beban berlebih hingga dibiarkan kotor.
Ada 5 cara perawatan sederhana yang bisa dilakukan.
1. Rutin Dibersihkan
Kotoran yang menempel pada area kerja shockbreaker bisa membuat seal atau karet dan piston shockbreaker rusak.
Kerusakan pada bagian ini bisa menyebabkan oli suspensi bocor.
Dampak yang ditimbulkan akibat kebocoran oli akan mengurangi tingkat kenyamanan berkendara dan berpotensi menimbulkan terjadinya kecelakaan.
“Untuk beberapa model shockbreaker sudah dilengkapi dengan “Inner Cover” sehingga bisa mengurangi potensi kerusakan pada bagian seal dan piston shockbreaker,” katanya.
2. Kurangi Kecepatan di Permukaan Jalan Tidak Rata
Ade mengatakan, “Disarankan untuk mengurangi kecepatan sepeda motor saat melintasi jalan yang tidak rata dan hindari jalan berlubang.
Jika memang terpaksa harus melintasi jalan tersebut, berkendaralah dengan kecepatan rendah atau pelan.”
Melintasi jalan tidak rata atau rusak dalam kecepatan tinggi akan membuat beban kerja shockbreaker semakin berat dan membuatnya cepat rusak.
3. Hindari Penggunaan Aksesoris Tak Resmi
Penggunaan aksesoris yang tak seharusnya dapat berdampak buruk bagi shockbreaker, seperti pemasangan adaptor atau peninggi.
“Penambahan aksesoris tersebut akan berdampak pada fungsi collar yang tidak bekerja maksimal,"
"Selain itu, shockbreaker akan mudah rusak dan membahayakan pengendara karena menimbulkan kecelakaan,” ujar Ade.
4. Hindari Membawa Beban Berlebih
Jangan paksakan motor membawa beban melebihi kapasitas yang dianjurkan pabrikan, karena akan membuat shockbreaker bekerja melebihi kapasitasnya.
Jika hal itu sering terjadi, bisa dipastikan komponen shockbreaker akan cepat aus sehingga kinerjanya akan menurun.
Kemungkinan terparahnya adalah rod comp bengkok. Kalau itu terjadi, motor tidak akan nyaman untuk dikendarai.
5. Lakukan Penggantian Oli Secara Rutin
Jangan terpaku oleh tampilan shockbreaker yang terlihat bersih dan mulus.
Karena di dalam shockbreaker terdapat oli yang berfungsi menyerap getaran kerja shockbreaker.
Seiring usia pakai sepeda motor, volume dan kualitas oli shockbreaker akan berkurang dan akan membuat kinerjanya menjadi tidak maksimal.
“Karena itu, lakukan penggantian oli setidaknya setiap 20.000 km atau setiap 2 tahun sekali tergantung mana yang tercapai terlebih dahulu,"
"Perlu diperhatikan, lakukan penggantian oli pada shockbreaker sesuai aturannya agar hasil dan kinerjanya seimbang,” ujar Ade.
Untuk melakukan perawatan secara bawa sepeda motor ke bengkel resmi Honda atau AHASS terdekat.
Pemeriksaan berkala yang dilakukan oleh mekanik handal dan berpengalaman akan menjaga kondisi sepeda motor dan seluruh komponennya tetap dalam kondisi yang prima.
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR