Otomotifnet.com – Judul di atas kerap ditanyakan oleh pemilik mobil yang tunggangannya lebih sering diparkir di rumah alias jarang dipakai.
Bahkan belum lama ini pertanyaan senada juga dilontarkan salah satu customer Masmun Sukses Motor (SMS), seperti ditulis dalam akun Instgram @masmun.sukses.motor.
Tak hanya itu, sang customer pun lanjut nanya apakah ada hubungannya pula dengan oli mesin yang dipakai.
Menanggapi curhat dari konsumennya, bengkel yang dipunggawai oleh Sumarno menjelaskan jadwal periodical maintenance yang tepat berdasarkan kedua parameter tersebut, yakni KM (jarak tempuh kendaraan dalam kilometer) dan waktu.
Baca Juga: Mobil Sering Kena Macet, Ganti Oli Mesin Tetap Aman di 10.000 Km?
“Dengan guidance, setiap 5.000 km atau max 4 bulan sekali (mana yang dicapai lebih dulu, red),” tulis Sumarno yang pernah jadi trainer mekanik di pabrikan Suzuki.
Namun, lanjutnya, jadwal penggantian tersebut berlaku untuk oli dengan spesifikasi API Service SL atau di bawahnya.
Sebaliknya jika menggunakan oli dengan API Service SN atau di atasnya, bisa dilakukan setiap 10.000 km atau maksimum 6 bulan, tergantung mana yang lebih dulu dicapai.
“Resiko melakukan penggantian oli yang melebih batas waktu, dapat menggangu kinerja sistem pelumasan,” jelasnya lagi.
Bahkan bila hal tersebut dilakukan dalam kurun waktu berulang-ulang, dapat menimbulkan kerak oli (oil sludge) pada komponen mesin.
Hal tersebut lantaran oli mesin tak kuat menahan suhu mesin, akibat kemampuannya menahan oksidasi mulai menurun.
“Ekstremnya dapat menyumbat saluran oli. Jadi, sebaiknya lakukan periodical maintenance secara teratur untuk menjaga kinerja mesin mobil Anda,” tutup pria yang bisa diajak konsultasi di nomor 0817-0802-234.
Editor | : | Andhika Arthawijaya |
KOMENTAR