Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Jangan Panik, Bawa Mobil Matic Ketemu Tanjakan, Lakukan Cara Ini

F Yosi,Panji Nugraha,Andhika Arthawijaya - Selasa, 6 Juli 2021 | 18:20 WIB
Ilustrasi mobil matic di tanjakan
Dok. Otomotif
Ilustrasi mobil matic di tanjakan

Otomotifnet.com - Bagi pemula yang baru saja membawa mobil dengan transmisi matic, jangan panik, cukup lakukan trik ini!

Karena secara umum, mengemudikan mobil bertransmisi matic terbilang lebih mudah bila dibandingkan dengan mobil transmisi manul.

Karena cukup rem dan gas, tidak usah injek kopling dan pindah gigi agar momentum bisa didapat.

Sedangkan mobil matic cukup geser tuas transmisi ke poisis gigi paling ideal sesuai kondisi tanjakan.

Baca Juga: Wuling Almaz RS Punya Fitur AEB dan CMS, Bekerja di Kondisi Darurat, Begini Sistemnya

Secara teori memang terdengar mudah, tetapi masih banyak pemula yang belum paham ada aturan dan teknik pengoperasikan transmisi matic yang benar.

Terutama saat mobil bertemu dengan tanjakan yang terjal atau bahkan stop and go di tanjakan.

Teknik yang benar, akan membuat momentum di tanjakan tetap terjaga dan bikin transmisi awet.

Namun yang terpenting dalam mengemudikan kendaraan, baik yang bertrasnmisi manual maupun otomatis, perlu adanya sikap tenang dan cekatan.

Hal tersebut agar tidak terjadi kesalahan yang dapat berakibat fatal, terutama saat keadaan macet.

Pasalnya, tak sedikit pengemudi yang bingung cara mengoperasikan transmisi matic yang benar saat melintas atau melakukan stop and go di jalan menanjak.

Sehingga tak jarang menyebabkan mobil bergerak mundur, dan membahayakan kendaraan lain yang berada di belakang.

Begitu juga saat melaju di tanjakan dengan kemiringan yang agak curam, tak jarang ada yang tidak kuat nanjak.

Nah, biar kuat nanjak, ada tekniknya tersendiri loh, “Saat melalui jalan menanjak yang curam, tidak dianjurkan mengoperasikan transmisi matik pada posisi D,” beber Agung Pariyana, Kepala Bengkel Mazda Bintaro, Tengsel.

Sebab, lanjut Agung, mobil akan cenderung mengalami loss power atau mesin kehilangan tenaga.

Baca Juga: Toyota Avanza Waktunya Ganti Oli Matic, Siapkan Dana Segini

Ilustrasi mobil bertransmisi matik menghadapi tanjakan dengan kemiringan 10 derajat
Istimewa/Daihatsu
Ilustrasi mobil bertransmisi matik menghadapi tanjakan dengan kemiringan 10 derajat

“Karena pada posisi D, kecenderungan trasnmisi matik ini akan melakukan perpindahan gigi secara otomatis berdasarkan putaran mesin,” jelasnya.

Masih menurut Agung, umumnya pada saat terjadi loss power tersebut, pengemudi kerap menginjak pedal gas lebih dalam agar mobil mendapatkan tenaga.

“Padahal pada saat itu sistem transmisi atau ECU-nya membaca torsi sudah maksimal.”

“Akibatnya, justru yang ada transmisi akan tetap bertahan di posisi gigi tinggi. Ini malah berbahaya karena tetap tejadi kehilangan loss power,” terangnya lagi.

Ia kemudian kasih contoh ketika melalui jalur Puncak (Bogor) yang kemiringannya sekitar 10 derajat atau bahkan 20 derajat.

“Kalau kita menggunakan mobil manual, rata-rata bermain di gigi 1 dan 2, serta dikombinasi rem kaki dan tangan (saat jalan pelan atau macet, red).”

“Nah, berbeda saat menggunakan transmisi matik, kita cukup gunakan D1 atau L dan rem, pada putaran mesin di 1.500-2.000 rpm, yang sangat aman untuk mesin,” jelas Agung lagi.

Misalnya mobil sudah bergerak lebih cepat dan rpm mulai tinggi, tinggal geser tuas tranmisi ke posisi D2 dan seterusnya.

Baca Juga: Ini Yang Bikin Transmisi Otomatis Model Straight Paling Hits

Ilustrasi pindah gigi pada mobil bertransmisi otomatis.
Dok. OTOMOTIF
Ilustrasi pindah gigi pada mobil bertransmisi otomatis.

Oiya, teknik ini berlaku untuk transmisi matik konvensional, CVT maupun AMT (Automated Manual Transmission). Termasuk pada sistem transmisi mobil elektrik.

Namun khusus AMT, sebaiknya saat melakukan stop and go di tanjakan, rem tangan wajib sering-sering dimainkan.

Sebab meski transmisi sudah masuk gigi rendah, ketika kaki berpindah dari pedal rem ke gas, bakal ada jeda sekian detik yang membuat kondisi transmisi seperti kosong atau netral sesaat.

Tentunya ini berisiko membuat mobil bisa meluncur mundur.

Balik lagi, secara prinsip pengoperasian semua jenis matik tadi sama saat menemui jalanan tanjakan.

Yang membedakan adalah hanya soal tingkat percepatan yang dimiliki tiap-tiap mobil. Ada yang hanya 4-percepatan, 6-percepatan, 7-percepatan, bahkan lebih.

Intinya, berapa pun jumlah percepatan yang dimiliki, saat berada di tanjakan, tetap disarankan pindahkan posisi giginya ke rasio gigi rendah.

Dan kode gigi rendah ini berbeda-beda di beberapa mobil, ada yang tertulis L, L2, 2, D1, D2, dan sebagainya.

Baca Juga: Jangan Coba-coba! Teknologi Kamera E-TLE Bikin Pelanggar Mati Kutu

Tinggal dipilih gigi mana yang sesuai untuk jalan menanjak yang kita dilalui.

“Yang patut diperhatikan juga agar berkendara tetap aman dan nyaman, jangan panik saat berada di tanjakan. Jangan memaksa mesin terus di putaran tinggi,” wanti Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM).

Bila tadinya posisi gigi di D, lanjut Bambang, sebaiknya ambil ancang-ancang dari bawah tanpa injak rem.

“Ketika mobil butuh torsi, lepas pedal gas dan langsung pindahkan transmisi ke gigi bawah secara bertahap, hingga ke D1 atau L,” imbuhnya.

Saat transmisi sudah masih di gigi yang dikehendaki, “Kemudian injak pedal gas lagi agar saat menanjak langsung mendapatkan power. Ingat, saat menanjak jangan sekali-kali tuas transmisi pada posisi D,” wanti Bambang lagi.

Berikut ini tips berkendara mobil matik di jalan menanjak!

1. Ketahui fungsi kode pada tuas transmisi

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah pelajari dulu fungsi yang ada pada tuas transmisi matik.

Patut diketahui, tuas transmisi otomatis ada untuk posisi netral (N), P untuk parkir, R artinya reverse atau gigi mundur, serta D untuk kondisi mobil melaju ke depan.

Lalu, ditambah lambang D3, D2 atau 2 dan D1 atau L di bawah posisi D.

2. Perhatikan tingkat kecuraman tanjakan & cocokan posisi transmisi dengan kondisi jalan

Saat berada di jalan tanjakan seperti di daerah berbukitan maupun pegunungan yang biasanya memiliki medan yang lebih curam, sebaiknya hindari menggunakan mode D saja.

Tapi gunakanlah minimal D2 untuk bisa melaluinya dengan mudah. Selain itu, jika tanjakan semakin curam, langsung oper ke posisi D1 atau L.

Posisi ini ibaratnya gigi 1 pada mobil manual, digunakan untuk tanjakan yang sangat curam atau ketika terjebak macet dan berjalan merayap di tanjakan.

3. Jangan injak rem saat pindah dari D ke D2 atau D1

Hindari menggunakan rem terlalu dalam atau tidak sama sekali saat akan pindah dari posisi D ke D2 atau D1.

Ingat gunakan tombol yang ada di tuas persneling untuk dapat memindahkan gigi.

4. Biasakan dan terus berlatih menggunakan mobil matik di jalan menanjak

Pengemudi harus terbiasa menggunakan mobil matik saat kondisi jalan menanjak dengan cara terus berlatih.

Dengan begitu, akselerasi mobil matik jadi lebih bertahap yang hampir sama ketika sedang mengendarai mobil manual saat posisi tanjakan.

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa