Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Warga Terpaksa Rusak Pagar Kawat Sirkuit MotoGP Mandalika, Imbas Akses Jalan Tertutup

Ferdian - Sabtu, 21 Agustus 2021 | 16:30 WIB
Warga rusak pagar kawat lintasan sirkuit Mandalika
(Kompas.com/Idham Khalid)
Warga rusak pagar kawat lintasan sirkuit Mandalika

Otomotifnet.com - Pagar pembatas di kawasan lintasan Sirkuit MotoGP Mandalika dirusak warga yang tinggal di Dusun Embunut, Desa Kuta, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di wilayah tersebut sengaja merusak dengan cara membobol pagar kawat yang terpasang mengelilingi sirkuit karena terancam terisolasi.

"Kemarin warga merusak pagar itu karena kita tidak mempunyai akses jalan,” kata salah seorang warga, Junaidi, saat ditemui di ruamahnya (20/8/2021).

Saat ini puluhan KK tersebut masih berdiam diri di atas lahan yang dianggap belum dijual ke pihak PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.

Terlebih lagi, kondisi pembangunan Sirkuit MotoGP Manalika saat ini sudah mencapai penyelesaian pengaspalan terakhir.

Junaidi menyebutkan, warga sengaja merusak pagar tersebut karena sebagian besar warga yang bermata pencarian sebagai nelayan terhambat aksesnya menuju pantai.

“Warga kemarin buka pagar itu, tahu kan kalau warga sini sebagai nelayan, dan ini sangat dekat dengan pantai tempat kita (kerja sebagai) nelayan, masa kita harus mutar dulu,” ucap Junaidi.

Baca Juga: Proyek Sirkuit Mandalika Digeber, Kejar Target Tuan Rumah WorldSBK Indonesia 2021

Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB
instagram.com/themandalikagp
Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB

Menurut Junaidi, akibat keberadaan pagar kawat tersebut, akses warga keluar dari rumah menjadi sangat sulit. Untuk keluar, warga harus memutar dan melintasi jalan yang sedang dibangun.

“Susah sekali kalau keluar ini, di situ ada pembangunan, di sana ada pembangunan, jadi kita sangat susah, kadang-kadang kan memotong jalan yang sedang dikerjakan,” ucap Junaidi.

Ia menceritakan, pengalaman paling miris yang terjadi saat ia mengantar anaknya sekolah menggunakan motor.

Jarak dari rumah ke sekolah semestinya bisa ditempuh dalam jarak satu kilometer. Namun, kini dia harus memutar arah hingga jaraknya menjadi dua kali lipat lebih jauh.

“Kalau dulu lewat sini (yang tertutup pagar), dekat kalau ngantar sekolah. Sekarang harus muter dulu kalau ngantar anak-anak sekolah,” kata Junaidi sambil menunjuk arah.

Sementara itu, warga lainnya, Damar, menegaskan, dirinya dan sejumlah warga lain tak akan meninggalkan rumahnya karena merasa belum pernah menjual ke pihak ITDC.

“Di sini ada sekitar 70 KK masih tinggal, tanah ini belum kami jual, kami tinggal di sini sejak kecil,” kata Damar saat ditemui di lokasi.

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa