Otomotifnet.com - Perang mulut antar bos tim Ducati dan KTM terjadi.
Davide Tardozzi, Manajer Tim Ducati menuduh KTM memonopoli pembalap muda.
Karena bibit muda jebolan Red Bull Rookies Cup, Junior GP (CEV) dan Moto3 banyak yang terikat kontrak dengan Red Bull dan KTM.
Hal ini karena KTM memang jadi pemasok motor di ajang-ajang tersebut.
Tentu manfaatnya lebih mudah cari pembalap muda dibanding Ducati.
Menurut Tardozzi, tuduhannya ke KTM bukan tanpa dasar.
Contohnya pada kasus Jorge Martin.
Pihak Ducati harus kerja keras karena Martin terikat kontrak dengan klausul dari KTM.
Mau enggak mau Ducati mesti bayar kompensasi ke KTM agar bisa mendapat pembalap muda tersebut.
Mendengar tuduhan ini, Pit Beirer, Bos KTM Motorsport memberikan pembelaan.
"Pertama, kami tak membuat paksaan kontrak. Kedua, Anda tidak bisa secara paksa menahan pembalap jika dia ingin pindah ke tim lain," ungkap Pit Beirer dilansir dari Speedweek.
"Di Red Bull Rookies Cup kami pemasok motornya, tapi kami tidak pernah memberikan kontrak apapun ke pembalap karena mereka belum masuk usia legal," jelasnya.
Malah menurut Beirer, banyak pembalap muda yang mengajukan diri bergabung ke proyek KTM.
Beirer pun menyindir balik Ducati yang tidak ikut dalam pengembangan pembalap muda.
"Aku tak tahu apa yang dimakan oleh orang Ducati itu sampai-sampai dia bilang semua itu soal kami," tegas Beirer.
"Jika Mr. Tardozzi mengklaim soal kompetisi tidak fair, aku hanya bisa mengajak Ducati untuk terlihat di pengembangan bibit muda," sindir Beirer.
"Aku tak melihat ada motor Ducati di Moto3. Di KTM, kami membangun sendiri motor Moto3 untuk peserta Rookies Cup sejak 2013," tegasnya.
Menurut Beirer, jika pabrikan ingin punya pembalap muda harus berani modal lebih demi pembibitan sang pembalap.
Kalau Ducati tak mau mengeluarkan uang untuk program pembalap muda, wajar jika sulit mencari pembalap muda, begitulah kira-kira.
"Jika sekarang Ducati mendapat pasokan pembalap dari VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi, itu cerdas dan cerdas," sebut Beirer.
"Tapi mereka jangan komplain soal program pembalap muda kami yang kompleks," tegas Beirer.
"Ducati seperti berjalan di atas es jika mengkritik KTM soal ini," tegas mantan pembalap motocross ini.
Lalu soal Jorge Martin, Beirer menilai seharusnya Ducati berterima kasih ke KTM.
Karena tim pabrikan asal Austria tersebut sudah memberikan salah satu pembalap muda terbaiknya.
Selain itu, KTM menilai banyak tim yang tidak kuat secara finansial untuk menembus kejuaraan Moto3 dan Moto2.
Sementara KTM bisa, wajar jika punya akses lebih besar mencari pembalap muda.
Baca Juga: Setelah Sepupu Maverick Vinales Tewas, Aturan Bagi Pembalap Muda Diperketat
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR