Otomotifnet.com - Terkait kenaikan harga Petamax yang ditetapkan Pemerintah belum lama ini, para penjual bensin eceran kena dampaknya.
Salah satunya dialami Tauhid (56), penjual bensin eceran di depan Pasar Rawa Badak, Jalan Anggrek, Koja, Jakarta Utara.
Akibat kenaikan harga tersebut, Tauhid terpaksa berhenti menjual Pertamax dan kini hanya menjual Pertalite.
"Pertamax dulu waktu Rp 9.000 saya jual Rp 11.000. Berhubung naik harga Pertamax Rp 12.500, saya tidak belanja Pertamax lagi. Untuk sementara, saya jual Pertalite. Saya mau jual berapa (kalau tetap jual Pertamax)," ujar Tauhid saat ditemui (4/4/2022).
Tauhid belum berani menjual Pertamax karena harganya yang mahal.
Terlebih, modal untuk menjual bensin tersebut seluruhnya dari kantong sendiri.
"Saya jual Pertalite ini sejak Pertamax naik, antara 5-6 harilah. Pikir-pikir mau jual (Pertamax) berapa, kalau Rp 15.000 per botol kayaknya gimana. Saya masih pikir-pikir, tapi ada yang jual Rp 15.000-an," katanya.
Tauhid mengatakan, ia akan kembali menjual Pertamax apabila para pelanggan mendukungnya.
Apalagi beberapa pelanggannya adalah para pedagang pasar yang biasanya menggunakan bahan bakar untuk mesin penggilingan kelapa, bumbu, dan lainnya.
"Karena susahnya belanja uang cost-nya saja sudah ketahuan, belum transport-nya. Kalau sehari terjual dua jeriken lumayan, satu jerigen kadang tidak habis," katanya.
Meski demikian, pilihannya untuk hanya menjual Pertalite masih menguntungkan meski tak seberapa.
Tauhid hanya mendapatkan untung Rp 40.000 dari penjualan satu jeriken Pertalite.
"Karena saya ini (jual bensin) cuma sampingan, saya juga jual es balokan. Kalo cuma jual ini (bensin) doang berat, enggak mencukupi kebutuhan, untuk makan aja enggak cukup," ujar Tauhid yang sudah berjualan sekitar 10 tahun itu.
Sementara itu, Siswo (55) sejak tujuh bulan lalu hanya menjual bensin eceran jenis Pertalite di Jalan Sindang, Koja, Jakarta Utara.
Oleh karena itu, kenaikan Pertamax tidak mempengaruhi penjualannya.
Harga per botol Pertalite yang dijual Siswo yakni Rp 10.000, sesuai instruksi dari bosnya.
"Saya enggak naikin Pertalite karena di sini saya sudah banyak langganan. Kalau kata bos naikin, naikin. Saya cuma nungguin aja," kata Siswo.
Setiap harinya, Siswo menjual 40 botol Pertalite. Namun, jika sedang ramai, Siswo bisa menjual 60 botol.
Dari setiap botol Pertalite yang dijual, Siswo mendapatkan Rp 1.000 untuk pendapatannya.
"Kalau sekarang agak menurun (pembelinya) karena ada pemberitaan naik dan penjual eceran juga sudah banyak," ucap Siswo.
Baca Juga: Harga Lagi Mahal, Enggak Semua Tahu Pertamax Cuma Singkatan, Ini Kepanjangannya
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR