Otomotifnet.com - Jenderal Polisi satu ini cerita secara blak-blakan.
Ia pernah tampar petugas penguji SIM karena dianggap kebangetan.
Yakni Brigjen Yehu Wangsajaya, Analis Kebijakan Utama Bidan Jemen Itwasum Polri.
Ia menceritakan kisah itu lewat podcast di channel YouTube FK Communication.
Kala itu Dirinya masih menjabat Wakasatlantas Polres Medan Tahun 1997-1998.
"Waktu itu saya baru balik dari lapangan kembali ke ruangan," ucapnya.
"Di dalam ruangan ada seseorang yang menunggu, dia mahasiswa berbicara dengan mata berkaca-kaca," cerita Brigjen Yehu.
Si mahasiswa memohon bantuan Yehu agar bisa meloloskan untuk pembuatan SIM.
"Kalau bapak tidak bantu, seumur hidup saya tidak bisa punya SIM," kata Yehu menirukan ucapan mahasiswa.
Lantas Yehu balik bertanya memangnya kenapa.
Lalu dijawab si mahasiswa ia gagal dalam tes teori SIM untuk ketiga kalinya.
Didorong rasa penasaran, akhirnya Yehu mendatangi lokasi ujian teori.
"Dulu kan masih manual. Saya minta kertas ujian si mahasiswa untuk diperiksa ulang," jelas pemilik gelar Master Ilmu Komputer.
Setelah kertas hasil ujian dicocokan dengan jawaban ternyata hasilnya si mahasiswa lulus.
Ia penasaran untuk melihat jawaban pada ujian pertama dan kedua.
"Saya cocokan lagi hasilnya dengan jawaban yang benar, ternyata ujian kedua si mahasiswa lulus. Aduhhhh," ungkap Yehu.
Lalu ia panggil petugas penguji teori SIM.
"Saya tanya siapa yang menguji, saat si penguji tunjuk tangan langsung saya gampar," ceritanya.
"Begitu juga penguji yang terdahulu, memang harus digituin" kenangnya.
Dari situ, ia lapor ke Kasatlantas Polres Medan untuk membuat sebuah sistem yang bisa meminimalkan kesalahan manusia.
"Saya kasih solusi sistem komputer, dan tim Satlantas Medan mengerjakannya, zaman itu tahun 1998 bisa dibilang di Indonesia kami yang pertama memulai sistem ini," sebutnya.
"Baru kemudian diadopsi oleh polda lain," kenangnya.
Baca Juga: Jenderal Kocak Naik Bintang Dua, Harta Rp 3,3 Miliar, Mobil Cuma Honda CR-V Kura-kura
Editor | : | Panji Nugraha |
Sumber | : | GridOto.com |
KOMENTAR