"Usahanya itu dagang cobek sama kijing-kijing (batu nisan)," ujarnya seusai menerima pembayaran UGR Tol Jogja-Bawen.
Semula dirinya tidak menyangka tanah yang dimiliki dan ditinggalinya selama berpuluh tahun itu harus diterjang pembangunan jalan tol.
Bahkan, hingga sekarang dirinya mengaku belum tahu akan pindah ke mana.
"Ya, tidak menyangka. Nggak tau (pindah kemana) belum ada (pandangan). Ada putra dua orang. Iya, paling ikut anak dulu, tinggal di desa situ juga," tuturnya.
"Tetapi di dalam, nggak di pinggir jalan (seperti rumahnya)," ujar nenek empat cucu tersebut.
Ia juga mengatakan, hasil pembayaran UGR trase tol Jogja-Bawen itu akan digunakan untuk membeli tanah lagi.
Dengan harapan di tanah baru tersebut, dirinya tetap bisa membuka usaha lagi.
"Ya, cari tanah lagi, sudah nggak punya tanah. Ya buat usaha lagi kalau bisa, dapat tanah yang bisa buat usaha," jelasnya.
Baca Juga: Terima UGR Tol Jogja-Bawen Rp 4 Miliar, Nenek Jumirah Ngaku Ketakutan Dipalak Kadus Rp 1 Miliar
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR