Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Wacana Ubah Pertalite ke Pertamax Green 92 Butuh Waktu, Efek Susah Stok Tanaman Ini

Ferdian - Sabtu, 2 September 2023 | 16:20 WIB
Biar enggak was-was saat coba, mobil-mobil seperti ini yang aman tenggak BBM baru dengan bioetanol yaitu Pertamax Green 95 dari Pertamina.
Pradana
Biar enggak was-was saat coba, mobil-mobil seperti ini yang aman tenggak BBM baru dengan bioetanol yaitu Pertamax Green 95 dari Pertamina.

Otomotifnet.com - Program pemberlakuan Pertamax Green 92 untuk mengganti pertalite masih belum bisa dilakukan.

Hal itu disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif.

Pengembangan Pertalite jadi Pertamax Green 92 belum memungkinkan, karena stok bioetanol di dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan tersebut.

Diketahui, bahan baku bioetanol berasal dari tanaman tebu.

Saat ini, sentra perkebunan tebu skala besar baru ada di Jawa Timur.

"Ya sementara kan etanolnya kita belum punya (stok belum tercukupi). Kalau kita bisa produksi, kan sekarang kebun-kebun tebu di Jawa Timur mau diupayakan nih," katanya, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta (1/9).

Arifin pun mendorong adanya sentra perkebunan tebu berskala besar lainnya untuk dapat memasok bahan baku bioetanol.

Wilayah Papua diharapkan dapat dikembangkan.

Penggunaan bioetanol sebagai bahan campuran BBM digadang-gadang dapat menurunkan impor BBM jenis bensin, menurunkan polutan emisi kendaraan, dan menciptakan potensi lapangan kerja di sektor pertanian dan produksi bioetanol.

Manfaat lain bioetanol adalah potensi pengurangan emisi gas rumah kaca, hingga termasuk CO2, NOx dan Partikel PM2.5.

Selain itu juga meningkatkan bauran energi terbarukan Indonesia yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025.

Penurunan emisi dapat terjadi karena etanol sebagai gasohol memiliki nilai oktan sebesar (RON) 128, sehingga pencampuran dengan bensin akan meningkatkan kadar oktan dan kualitas pembakaran BBM.

Saat ini, negara yang sukses mengembangkan bioetanol adalah Brazil.

"Yang dari Brazil kalau itu bisa kita lihat potensi pengembangannya di Papua. Karena dulu katanya bibit tebu asalnya dari Papua, pindah ke Portugis, baru ke Brazil. Nah sekarang balikin lagi ke habitatnya. Setelah balik lagi, bisa enggak kita optimalkan jadi etanol," tukasnya.

Adapun, Komisarius Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama enggan menjawab pertanyaan apakah Pertalite tetap menjadi Jenis BBM Khusus Penugasan bersama dengan Solar subsidi setelah kadar oktannya dinaikkan ke RON92.

Terkait dengan formulasi harganya pun, ia tidak mau menjabarkan.

“Itu bisa ditanyakan ke Bu Dirut (Nicke Widyawati) dan Menteri ESDM (Arifin Tasrif),” ujarnya, kepada Tribunnews, Jumat (1/9).

Ahok menyatakan, selama ini tidak pernah ada pembahasan Pertalite akan dihapus digantikan Pertamax Green 92.

“Tidak pernah ada pembicaraan Pertamax Green menggantikan Pertalite. Saya kira kalian salah kutip pernyataan Bu Dirut," ucapnya.

Baca Juga: Kenapa Harga Terbaru Pertamax Cs Jadi Selangit? Naik Sampai Rp 2.550 Per Liter

Sumber: https://jateng.tribunnews.com/2023/09/01/wacana-pengembangan-pertalite-terkendala-ketersediaan-etanol

Editor : Panji Nugraha

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa