Otomotifnet.com - Oli punya kualitas dan harga yang bermacam-macam.
Namun banyak yang belum tahu oli adalah sebuah singkatan yang berarti oil level indicator.
Dalam bahasa Indonesia bisa diartikan indikator tingkatan minyak karena oli memiliki level-level tertentu.
Baik itu tingkat kekentalan dan tingkat kekuatan oli dalam menahan suhu atau titik didih yang berbeda.
Maka tidak heran kalau di kemasan oli itu selalu tertera 5W-40, 10W-30, 10W-40 dan lainnya.
Arti W dalam kemasan oli adalah Winter atau yang menandakan oli punya titik didih yang semakin tinggi.
Makin rendah angkanya, semakin kuat juga kekuatan oli dalam menahan suhu mesin.
Sedangkan angka di belakangnya adalah tingkat kekentalannya.
Dikutip dari Motorplus, dengan tingkat kekentalan yang tinggi, maka tingkat penguapan atau oksidasinya semakin rendah.
Juga dengan oli mesin yang lebih cair maka bisa menjangkau semua bagian mesin.
Apalagi mesin-mesin motor dan mobil saat ini cenderung lebih kecil, sehingga banyak celah-celah sempit di dalam komponen mesin.
Kalau dalam sejarahnya, oli sebagai pelumas sudah digunakan jauh pada 4.000 SM era Mesopotamia kala digunakan sebagai pelumas untuk penggerak roda dokar.
Lalu oli mineral semakin sulit didapatkan karena kebutuhan minyak bumi semakin tinggi.
Hingga akhirnya oli sintetik ditemukan pada peneliti asal Jerman, Dr. Hermann Zorn kala pelumas kendaraan semakin dibutuhkan.
Oli dari mineral dicampurkan bahan bakar aditif yang membuat oli sintetik jauh lebih tahan panas.
Kualitas yang meningkat, tetapi penggunaan minyak bumi menjadi jauh berkurang.
Ini yang membuat oli sintetik untuk kendaraan menjadi banyak peminatnya dan semakin masih digencarkan.
Namun harganya yang tinggi, membuat produsen oli mengeluarkan produk oli semi-sintetik.
Baca Juga: Penyebab Oli Motor Matik Cepat Nyusut, Bisa Jadi Efek Pemilik Doyan Gaspol
Editor | : | Panji Nugraha |
KOMENTAR