Terasa ketika melibas gundukan atau lubang dalam dengan kecepatan tinggi, apalagi setelah mengerem keras.
Jadi harus lebih waspada biar enggak kejadian mentok sampai bunyi “dug”.
Efek lainnya adalah ketika dipakai ngebut, jika permukaan jalannya agak keriting roda depan jadi seakan melayang. Serasa kurang napak!
Baca Juga: Servis Sokbreker Depan Honda BeAT yang Benar, Begini Tips Dari Ahlinya
Lalu bagaimana dengan suspensi belakang? Ternyata jika untuk sendirian cenderung masih terlalu keras.
Ketika melindas polisi tidur atau kena lubang, terasa sekali kerasnya sampai bikin sakit pinggang.
Apalagi kalau kecepatan tinggi, dijamin bisa bikin perut mual.
Kemudian ketika dipakai ngebut dan jalan enggak rata, bagian pantat motor jadi terasa ajrut-ajrutan enggak stabil.
Jika dirasa karena compression dan rebound terlalu cepat.
Gejala itu akan sedikit berkurang ketika dipakai berboncengan.
Cuma rasanya memang akan lebih nyaman jika diganti dengan yang redamannya lebih lembut.
Oiya ketika berboncengan, yang duduk di belakang rasanya mirip naik Scoopy, agak condong ke belakang, sehingga wajib berpegangan agar lebih aman.
Karakter joknya juga sama dengan depan, terasa kaku dan tipis meski lebar.
Posisi kaki yang dibonceng terasa nyaman karena posisi pijakan tak terlalu tinggi.
Namun sayangnya meski bentuk pijakan kaki belakang keren, tapi ternyata agak licin, karena murni logam dan permukaan kasarnya kurang.
Baca Juga: Pemilik NMAX dan Aerox Minggir Dulu, Yamaha Gelar Kontes Khusus Fazzio Nih
Editor | : | Antonius Yuliyanto |
KOMENTAR