Kelanjutan Kabar Ninja 2-tak. Kawasaki Gak Takut Biaya Produksi Tinggi

Selasa, 30 Juni 2015 | 13:00 WIB


Jakarta – Bulan depan (Juli) adalah bulan penentuan dimana kelangsungan hidup Kawasaki Ninja 150 yang bermesin 2-tak akan diteruskan atau discontinue. Peraturan EURO 3 ternyata cukup menarik perhatian para ‘smoke lovers’.

“Saat ini Ninja 2-tak masih dalam proses development. Kami sedang mengusahakan semaksimal mungkin agar dapat lolos peraturan EURO 3,” jelas Michael Chandra, Deputy Head Sales Dept. Marketing & Sales Division PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI). Saat ini Kawasaki juga tengah mendaftarkan standarisasi EURO 3 seluruh line-up produknya.

Mesin 2-tak memang tergolong sulit jika ingin dibuat EURO 3 mengingat polusi dan tingkat kebisingan knalpot yang dihasilkan. Meski begitu, bukan tidak mungkin kalau mesin 2-tak dari Ninja 150 bisa lolos EURO 3 karena di benua Eropa sana juga masih ada motor bermesin 2-tak.

Pertimbangan lainnya yaitu seandainya lolos EURO 3, dikhawatirkan performa dahsyat khas mesin 2-tak akan menjadi jinak. Itu dikarenakan adanya perubahan sana sini pada mesin untuk menekan emisi gas buang.

Seandainya lolos tapi biaya produksi menjadi tinggi, apa tanggapan Kawasaki? “Kami tidak mempermasalahkan biaya produksi yang tinggi. Asalkan lolos, Ninja 150 2-tak yang legendaris akan terus diproduksi,” tambah Michael.

Jika biaya produksi tinggi, otomatis harga jual juga akan melambung naik. Sebagai gambaran, saat ini Ninja 150 dijual dengan rentan harga mulai dari Rp 28-38 jutaan. Jika mesin 2-tak Ninja 150 lolos EURO 3, kemungkinan besar harganya akan naik di atas itu. (motor.otomotifnet.com)