Sebagai contoh, tipe turing yang menjadi backbone penjualan Harley-Davidson di Indonesia, harganya bisa naik Rp 300 jutaan. Dari Rp 424 juta pada 2013, naik jadi Rp 760 jutaan dalam kondisi off the road di 2015.
Hal ini membuat penjualan Harley-Davidson seken juga meningkat, baik secara volume maupun harga jualnya.
"Dalam kondisi yang tidak menguntungkan karena harga yang terus naik karena nilai tukar Rupiah yang memburuk, kami justru bisa membuktikan bahwa Harley-Davidson memiliki resale value yang sangat baik," papar Djonnie Rahmat Presdir Mabua Harley-Davidson.
Lebih jauh, Ia memberikan sedikit contoh. "Kami ada tipe Trike Glide dengan harga Rp 650 juta sebelum harga naik, kini harganya Rp 1,2 milyar. Dan kami juga memiliki Trike Glide untuk demo, yang sudah dipakai untuk berbagai kegiatan test ride dan pameran. Saat dijual, meski bekas masih laku Rp 850 juta," kenangnya.
"Hal ini membuktikan bahwa Harley-Davidson adalah motor yang legendaris dengan resale value yang sangat baik," papar Djonnie Rahmat.
Untuk mempermudah konsumen, pihak Mabua Harley-Davidson juga memiliki layanan trade in untuk pemilik tipe lama yang ingin menukar dengan varian terbaru. (otomotifnet.com)