"Ini baru pertama kali, jadi masih penyesuaian dengan karakternya," ungkap pembalap asal Kalimantan Selatan ini. "Tadi traction control ada di level 1, sangat responsif," ungkapnya.
Bahkan ketika ditanya mana yang lebih powerfull, bila dibandingkan dengan Kawasaki ZX-6R tunggangan balapnya di Asian Road Racing Championship (ARRC), Ia mengaku masing-masing memiliki keunggulan.
"Kawasaki H2 yang ini kan versi standar. Kalau dibandingkan dengan yang itu (Kawasaki ZX-6R balap), bawahnya masih kalah. Tapi tengah atasnya lebih kuat H2," yakinnya.
Yudhistira juga mengaku bisa dengan mudah melakukan wheelie, mengangkat roda depan dengan posisi gigi 3.
Bahkan Yudhistira mengaku untuk menikung, Kawasaki H2 lebih lincah ketimbang Kawasaki ZX-6R balapnya. "Enggak menyangka ternyata mudah handlingnya, ringan dan lincah," kagum pembalap yang tenar dengan nomor start 33 ini.
Kawasaki H2 mengusung mesin 998cc, bore dan stroke-nya, 76mm x 55mm. Dilengkapi dengan supercharger yang digerakan menggunakan planetary gear train yang terhubung ke kruk as menggunakan teknologi dari divisi aerospace Kawasaki. Kawasaki H2 versi jalan ini powernya 210 dk.
Pada perangkat elektroniknya, Kawasaki memiliki 3 mode traction control dengan pilihan track, street dan wet. Traction control-nya ini memiliki 10 level setingan. Saat dipilih mode wet, maka output power akan berkurang hingga 50 persen.
Teknologi yang lain yang disematkan adalah quickshifter, tiga mode launch control, reduced engine braking mode dan Kawasaki Intelligent Anti-lock Brake System (KIBS). (otomotifnet.com)