Honda Blade 110, Percaya Kompresi Rendah

billy - Senin, 1 April 2013 | 09:57 WIB

(billy - )


Ajang MotoPrix Seri awal yang digelar minggu lalu di Stadion Maulana Yusuf, Serang, dijadikan ajang riset oleh tim balap Honda Golden asal Subang, Jawa Barat. Bisa dibilang, ‘sambil menyelam minum air’.

Wih pasti seger tuh! Eit, ini bukan minum air beneran. Yang dimaksud, seting Honda Blade 110 yang mengikuti kelas bebek 4-tak 110 cc Tune Up Pemula (MP4) ini, sekalian dijadiakan acuan untuk menghadapi One Make Race (OMR) Honda yang akan digelar sebentar lagi.

“Regulasi OMR Honda harus menggunakan bahan bakar oktan 95 atau Pertamax Plus. Jadi, kita sekalian persiapan seting mesin untuk menghadapi gelaran OMR,” kata Arif Shetep, mekanik yang kebagian seting motor besutan Aditya Pangestu bernomer start 118. Maka dari itu, tim Honda Golden aplikasi bbm Pertamax Plus, saat gelaran MotoPrix.

Untuk bisa melesat meninggalkan pengguna bensol yang memang mendominasi gelaran MP, Shetep panggilan mekanik kondang satu ini, harus pintar seting perbandingan kompresi.

Tujuannya, agar enggak gampang loyo saat menari di atas panggung aspal. Ketika berkiprah di sirkuit kebanggaan kota Serang-Banten itu, mesin diseting dengan perbandingan kompresi 11,7 : 1. Lah, ko di bawah ideal penggunaan oktan 95 yang biasa diseting 12 : 5 lebih? Apa malah enggak lemot?

“Semuanya sudah dipertimbangkan. Dengan perbandingan 11,7 : 1, Honda Blade ini bisa melesat dan tenaga tetap mengisi sejak rpm bawah, tengah hingga atas,” paparnya. Untuk mendapatkan perbandingan yang dimaksud, Honda Blade ini diseting dengan aplikasi piston merek FIM Piston diameter 51,25 mm dan mendem 0,5 mm dari bibir blok slinder atas.

Pengabutan bahan bakar dikomandoi Mikuni Sudco TM 24 mm, dengan dijejali main jet 155 dan pilot jet 30. Untuk atur keluar-masuk bahan bakar dan sisa gas buang, menggunakan klep in 26 mm serta 23 mm (ex).

Buka-tutup kedua klep ini, diatur oleh dorongan kem yang durasinya dibikin jadi 275 derajat (in) dan 278 derajat (ex). Dikombinasikan dengan penggunaan kubah head yang model bath-up. Pertamax Plus dan campuran udara jadi sempurna terbakar.

Setingan yang diterapkan Shetep di Blade ini, berhasil menghantarkan Aditya Pangestu sebagai runner up MP4 dengan best time 47,576 detik.

“Saat OMR Honda nanti, tinggal penyesuaian dan penyempurnaan saja sesuai sirkuit yang bakalan jadi basis setingan,” jelas mekanik yang buka bengkel di daerah Komplek Taman Kopo Indah 3, Ruko E/68, Bandung, Jawa Barat ini. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Knalpot: Shetep Enginering
Sok belakang: Triple S
Pelek depan: 1,40 x 17
Pelek belakang: 1,60 x 17
Ban: FDR MP76 90/80-17