Kawasaki Ninja 250R, Seting Kompresi Rendah

billy - Selasa, 29 Januari 2013 | 09:50 WIB

(billy - )


SBS Racing Team merupakan tim satelit Ducati Indonesia. Tapi mereka juga turun di kelas Kejurnas Sport 250 cc dengan Kawasaki Ninja 250R. Lewat Ninja 250 yang ditunggangi pembalap Nico Julian Chandra bernomor punggung 38, maksudnya bernomor start 38, sempat mengguncang kelas 250 cc.

Apalagi, tim balap dan pembalapnya masih terbilang baru. Tapi sudah bisa mencetak fastest lap di seri 5 tahun 2012 yang tembus 1.48,3 detik di Sirkuit Sentul, Bogor.

Biar lebih tahu dan tahu lebih, mending kita bedah tunggangan Nico yang baru berusia 20 tahun ini. Agar menjadi fastest lap, bagian mesin sedikit diulik. Terutama penggantian piston standar, menjadi piston tipe forged merek Wiseco yang masih diameter 62 mm. “Karakter Wiseco, dome-nya terlalu jenong, sehingga mentok busi,” kata Fahrurozy, mekanik yang dipercaya bikin engine.

Untuk mengatasi itu, Fahrurozy alias Ozy langsung papas dome sekitar 0,3 mm. Tapi ketika dipasang, perbandingan kompresi yang terjadi terlalu padat mencapai 13,5 : 1. Agar kompresi sesuai karakter dan bobot  pembalapnya yang hanya 50 kg, akhirnya diturunkan jadi 12 : 1.

Bagian head silinder pun hanya dipapas sekitar 0,2 mm. Bila diukur dari bibir blok silinder, piston mendem 0,6 mm.

Kompresi rendah ini dipadu durasi kem durasi 270 derajat (in) dan 267 derajat (ex). Tapi, karena bermain di durasi tinggi, kudu pakai adjustable kem. “Pakai adjustable ini lebih mudah mengatur durasi,” kata Ozy.

Soal pengapian dibikin model total lost. Jalurnya dari aki-CDI-koil-busi. Dengan sistem ini, kelistrikan akan lebih terfokus. Sehingga aki di motor jadi ada dua. Yang satu buat dukung kelistrikan dan satu lagi untuk starter serta alat digital lainnya.

Buat main di Sentul, perbandingan final gir dibikin 14/44 mata. “Selain itu, agar mendapatkan fastest lap, bukan hanya mengandalkan larinya engine saat di trek lurus. Tapi, juga harus cepat keluar-masuk tikungan,” kata Bibin Barlianto, selaku manager SBS Racing Team.

Agar bisa cepat keluar-masuk tikungan, tentu yang dikilik Bibin adalah di bagian suspensi. Menurutnya, sok yang paling pas adalah Bitubo. Makanya SBS menggunakan sok belakang dan depan pakai produk ini. “Hasilnya Nico bisa breaking lebih dekat dan buka gas lebih cepat di tikungan,” papar Bibin.

Okelah. (motorplus-online.com)


DATA MODIFIKASI
Ban depan: Pirelli 120/70-17
Ban belakang: Pirelli 150/60-17
Cakram depan: Moto Master
CDI: BRT-Bintang Racing Team I-max
Knalpot: Prospeed