Jakarta - Baru-baru ini, di pasaran beredar part pendongkrak performa khusus motor injeksi, yakni koil booster injeksi yang berlabel Optima Coil Booster (gbr.1).
Oleh Hidayat ‘Acky’, penggawang Optima Motor (OM), peranti ini dibanderol Rp 275 ribu.
“Part ini hasil racikan sendiri. Sebelumnya melalui tahap riset selama sekitar 7 bulan. Fungsinya untuk memperbesar letikan api di koil, sehingga membuat pembakaran lebih optimal yang berujung performa terdongkrak. Saat ini banyak dipakai oleh pembesut Yamaha V-Ixion dan Yamaha X-Ride,” ujar Acky.
Pemasangannya juga mudah, yakni kabel warna merah alat dihubungkan dengan kabel positif (merah) dari ECU (gbr.2), lalu kabel warna kuning alat dipasang menggantikan kabel postif ECU yang sebelumnya dilepas. Kemudian kabel warna hitam dihubungkan ke massa.
“Peranti ini dilengkapi lampu LED sebagai indikator (gbr.3). Kalau lampu LED menyala, berarti pemasangan sudah benar. Sebaliknya kalau LED tidak menyala, berarti pemasangan salah dan mesin enggak mau hidup,” tukas pebengkel di Jl. Masjid Al Wustho No.13, Pondok Bambu, Jaktim.
Tes Dyno
Nah untuk membuktikan seberapa besar pengaruhnya terhadap performa tunggangan, peranti ini dipasang pada Suzuki Shooter 115 FI yang masih orisinal. Tunggangan dites di atas mesin dynamometer DYNOmite (gbr.5).
Kondisi standar power maksimalnya 8,837 dk/7.900 rpm dan torsinya 8,553 Nm/6.300 rpm. Setelah pasang alat, power puncaknya 8,886 dk/7.700 rpm dan torsi maksimal 8,626 Nm/6.300 rpm.
Peningkatan power dan torsinya sangat kecil, karena hanya bertambah 0,049 dk dan 0,073 Nm.
OTO-Banar
Tes Koil Booster Injeksi, Responsif Tapi Tipis Saja!
OTO-Banar
Tes Koil Booster Injeksi, Responsif Tapi Tipis Saja!
OTO-Banar
Tes Koil Booster Injeksi, Responsif Tapi Tipis Saja!
Nah untuk membuktikan seberapa besar pengaruhnya terhadap performa tunggangan, peranti ini dipasang pada Suzuki Shooter 115 FI yang masih orisinal. Tunggangan dites di atas mesin dynamometer DYNOmite (gbr.5).
Kondisi standar power maksimalnya 8,837 dk/7.900 rpm dan torsinya 8,553 Nm/6.300 rpm. Setelah pasang alat, power puncaknya 8,886 dk/7.700 rpm dan torsi maksimal 8,626 Nm/6.300 rpm.
Peningkatan power dan torsinya sangat kecil, karena hanya bertambah 0,049 dk dan 0,073 Nm.
Bisa dibilang tak ada beda, namun peak power setelah pasang alat, tercatat lebih cepat.
Tepatnya beda 200 rpm. Sebelum pasang alat dicapai pada putaran mesin 7.900 rpm. Nah setelah pasang alat pada kitiran 7.700 rpm.
Tes letikan api
Kemudian pengujian kedua dites letikan apinya menggunakan alat khusus (gbr.4). Sebelum pasang alat maupun sesudah pasang, secara kasatmata, letikan apinya juga tidak jauh berbeda. Tapi letikan api setelah pasang alat, terlihat lebih stabil.
Kesimpulan
Meski perubahan power maupun torsinya tidak signifikan, namun dilihat dari peroleh peak power yang lebih cepat, menandakan lebih resposif. (motor.otomotifnet.com)
Tes letikan api
Kesimpulan
Meski perubahan power maupun torsinya tidak signifikan, namun dilihat dari peroleh peak power yang lebih cepat, menandakan lebih resposif. (motor.otomotifnet.com)