Boyo
Test Karbu Velocity Stack, Hitung CFM dan Gas Speed
Moncong karburator dibuat kerucutu macam velocity stack, bukan tanpa tujuan. Desain ini dibuat agar udara yang lewat moncong karbu bisa lebih mulus masuk ke dalam saluran intake manifold. Karena bila tanpa model velocity stack, aliran udara akan kacau atau turbulen.
Terlebih, untuk kebutuhan balap atau akselerasi yang kerap bermain putaran tinggi. Butuh kiriman yang sempurna agar masuk ke ruang bakar.
Menariknya, sekarang ini tidak sedikit produsen part racing yang menawarkan karbu yang usung model velocity stack. Misal, Kawahara PWK dan Uma Racing PWK.
Soal harga, Kawahara mematok PWK 28 seharga Rp 750 ribu. Begitu juga Uma Racing. Jika diperhatikan, penampilannya hampir tak ada beda. Tapi, Kawahara dilengkapi power jet. Sedang Uma, tidak.
Tetapi tentunya, sobat ingin tahu dong seberapa jauh pengaruh velocity stack. Test kali ini, menggunakan flow bench. Tujuannya untuk melihat aliran udara yang masuk ke intake melalui karbu model ini. Sebagai bahan ujicoba, dipakai Kawahara PWK dan Uma Racing PWK yang usung venturi 28 mm.
Tetapi, ketika melakukan pengukuran ujung mocong bagian dalam, kedua karburator ini punya ukuran tersendiri. Uma memiliki tinggi 46 mm dan Kawahara 51 mm. Disitu, terlihat rentang angka sampai 5 poin, sehingga derajat kemiringan bentuk velocity stack yang dimiliki Kawahara lebih besar.
Selain itu, dilihat dari skep yang dimiliki keduanya, ternyata memiliki dimensi yang berbeda. Padahal ukuran karburatornya sama. Skep Kawahara punya tinggi 39,5 mm dan lebar 36,20 mm. Skep Uma, tinggi 34,7 mm dan lebar 29,80 mm.
Boyo
Test Karbu Velocity Stack, Hitung CFM dan Gas Speed
Nah, spek karburator sudah jelas. Tinggal pengujiannya. Uji flow bench kali ini, menggunakan Super Flow tipe SF-60.
Karena biasanya motor balap terapkan lift klep sekitar 9 mm, jadi lift klep dialat uji juga dibikin 9 mm. Jig yang digunakan silinder head Honda Blade yang sudah porting lubang in jadi 27,5 mm. Pengujian dilakukan saat full throttle alias 100% bukaan gas.
Yang diukur pada pengujian ini kali ada dua. CFM (Cubic Feet Minute) dan Gas Speed. CFM adalah debit udara yang masuk kedalam karburator dalam hitungan detik. Gas speed, kecepatan udara yang masuk ke dalam karburator. Untuk acuan awal, intake tanpa karburator dites. Hasilnya, 50,60 CFM.
Dengan menggunakan karburator Kawahara, flow udara jadi 49,71 CFM dan gas speed 85,75 InH20. Giliran Uma yang diukur, flow udara yang terjadi 49,48 CFM dan gas speed 119,75 InH20.
Terlihat bahwa debit udara yang dialirkan Kawahara lebih mendekati angka tanpa karbu dibanding Uma. Artinya alirannya lebih lancar. Sedangkan gas speed Kawahara lebih lambat dibanding Uma, itu karena moncong velocity Kawahara yang lebih besar.
“Bila dilihat dari karakteristik hasil hitungan, Kawahara bakalan lebih bagus untuk rpm atas dan Uma bagus di rpm bawah. Tapi, bisa dibilang lebih bagus karbu Kawahara dengan semua kelebihannya. Apalagi buat balap, mudah untuk diutak-atik, ” jelas kang Dadang. (motorplus-online.com)