First Ride Honda CBR 150R, Tenaga Enak di 7000 rpm Ke Atas!

billy - Jumat, 1 Juli 2011 | 11:14 WIB

(billy - )


Sebelumnya, motorplus-online.com sudah menjajal CBR 150R versi Thailand jauh sebelum CBR 150R untuk Indonesia diluncurkan. Dengan perbedaan yang enggak terlalu banyak (artikel perbedaan klik disini), performannya pun enggak jauh beda.

Apalagi, kali ini kebagian menjajal CBR 150R di Sirkuit Gokart Sentul. Karakter mesin dan suspensinya pun jadi lebih mudah dirasakan. Yuk langsung geber!

Desain, Mirip CBR 250R

Secara bentuk memang benar-benar mirip Honda CBR 250R, hanya saja yang ini memang tampak lebih kecil dan pendek. Benar saja, saat pengendara dengan tinggi badan hanya 165cm duduk di atas joknya, kaki dengan mudah menggapai tanah.

Begitu juga dengan posisi setangnya yang tidak terlalu rendah membuat badan tak perlu menunduk. Menatap panel indikator, bentuknya sama seperti panel Honda CBR 250R. Kecil tapi mudah dibaca.

Takometer di tengah dengan jarum indikator dan penggunaan speedometer digitalnya jelas terlihat meski di bawah terik matahari. Eh, pada CBR 150R juga sudah dilengkapi dengan kunci dengan pengaman magnet. Fitur ini malah nihil di varian CBR 250R.


Peforma, Enak di 7.000 rpm

Mesinnya diakui masih memiliki basic yang sama dengan model sebelumnya. "Perbedaan paling menonjol adalah pada sistem pengkabutan bahan bakar injeksi PGM-Fi nya. Selebihnya tidak jauh beda," ungkap Sarwono Edhi, Technical Service Training Manager, PT Astra Honda Motor (AHM).

Injeksi PGM-Fi yang digunakan CBR 150R ini setara dengan yang dipakai Honda CBR 250R, PCX dan Revo AT. Injeksi generasi ketiga ini sudah dilengkapi dengan sensor O2.

Soal konsumsi bahan bakarnya, pihak AHM mengklaim mampu mencapai 35,6 km/liter. Bahkan pada kecepatan konstan di 50km/jam, konsumsi bahan bakarnya bisa menyentuh 60,9 km/liter.

Mesin satu silinder ini punya konstruksi kepala silinder DOHC dan sudah dilengkapi radiator dengan fan electric. Honda mengklaim mesin ini punya tenaga hingga 13,1 kw.  

Langsung geber yuk. Saat mesin dinyalakan, suara mesin dan knalpotnya cukup halus. Malah suara knalpotnya terasa terlalu harus untuk ukuran motor sport full fairing seperti ini, jadi kurang gahar!

Pindah gigi pun bisa dilakukan dengan halus. Anehnya, diputaran bawah motor ini malah kurang greget tenaganya. Saat putaran mesin mencapai angka 7000 sampai 8500 rpm, baru deh terasa torsinya bisa membuat badan tertarik ke belakang.

Tikungan parabolik sempit dan jarak tikungan yang tanggung jadi asik dilibas sambil menjaga putaran mesin di rentang 7000 rpm sampai 10.000 rpm. Tapi jangan kebablasan, kalau dipaksa mendekati 12.000 rpm, limiter sudah berteriak.

Sepanjang melintasi Sirkuit Gokart Sentul, top speed memang tidak bisa diperoleh. Maksimal hanya 82 km/jam. Nanti kita akan coba di trek lebih panjang. Sabar ya!

Ban belakang super lebar bikin nyaman saat berkendara, suara knalpot terlalu halus 
Handling, Nyaman Untuk Harian

Soal handling, tak jauh beda dengan versi lawas. Tapi lebih mantab untuk menikung karena ukuran bannya sudah jauh lebih besar. Versi terdahulu pakai ban 80/90 di roda depan dan 100/80 di roda belakang.

Nah, CBR 150R yang baru ini, pakai 100/80 di depan dan 130/70 di roda belakang, pasti lebih nyaman. Suspensi depannya pun mantab, enggak terlalu empuk tapi mampu meredam getaran dengan sempurna.

Sayangnya suspensi belakangnya terasa terlalu empuk, menikung dengan kecepatan tak terlalu kencang, roda belakang terasa mengayun. Makin sayang lagi tidak ada fitur penyetelan kekerasan pada sokbraker tipe monoshock ini. Memang untuk penggunaan sehari-hari karakter suspensi seperti ini bakal lebih memberikan kenyamanan.

Untuk berkelok zig-zag pun lebih lincah ketimbang CBR 250R. Wheel base CBR 150R ini cuma 1.310 mm, jelas lebih pendek dari CBR 250R yang mencapai 1.370 mm. Buat harian pasti lebih lincah nih! (motorplus-online.com)