Motor Kelebihan Oli, Tenaga Ngedrop Sampai 2 Dk, Ini Buktinya

Otomotifnet - Kamis, 21 April 2011 | 07:02 WIB

Ilustrasi. All New Honda Scoopy (Otomotifnet - )

 



Pasti Anda enggak akan mengira, jika memberi volume pelumas mesin lebih dari kebutuhan standar itu akan memberi efek penurunan tenaga.
 
Tapi, ini buktinya!
 
Power pacuan bisa drop lebih dari 2 dk alias daya kuda atawa horse power.

Kejadian bermula dari Wahyu, pemilik Honda BeAT yang tinggal di Pondok Aren, Tangerang, Banten.
 
Dia coba melakukan penggantian oli mesin sendiri. Sejatinya, skubek 110 cc non-radiator dari pabrikan sayap tunggal itu hanya membutuhkan oli sekitar 0,8 liter.

Tapi, pemuda yang suka utak-atik engine sendiri itu lupa kebutuhan standar pelumas BeAT biru miliknya.
 
Tanpa disadari, Wahyu mengisikan semua oli baru yang berasal dari botol pelumas yang memiliki volume 1 liter. “Ketika mesin hidup, tidak ada masalah.
 
Tapi, setelah dipakai berjalan beberapa ratus meter, motor seperti ngok (tak ada pasokan udara dan seperti mesin mau mati; red),” bilangnya.

Memang, itu bisa saja terjadi. “Karena pelumas yang terlalu penuh, kinerja kruk as berputar menjadi lebih berat. Seakan tidak ada ruang kosong untuk gerak bebas,” ungkap Sarwono Edi, Technical Training Manager, PT Astra Honda Motor (AHM).

Ruang kosong yang berfungsi sebagai momen gerak kruk as, jadi tidak ada. Akhirnya, part pemutar langkah piston itu menjadi berat karena memang kudu mengaduk seluruh pelumas yang ada di crankcase.

Padahal, pelumas di engine matik hanya berfungsi untuk melumasi kruk as dan bagian blok silinder hingga kepala silinder saja. Apalagi kalau di engine bebek atau sport ya. Ya, harus melumasi girboks segala tuh!

Agar lebih real soal efek oli berlebih ini, coba dilalukan pengetesan. Uji coba dilakukan di Honda Scoopy yang mesinnya serupa dengan Honda BeAT. Yup, tak ada ubahan siginfikan antara kedua engine skubek Honda ini.
 
Metode awal, dilakukan tes jalan. Oli mesin di Scoopy dikuras. Kemudian, dimasukan pelumas sekitar 1–1,1 liter. Seperti yang dikatakan Wahyu, ketika distarter memang tidak ada masalah. Mesin pun langsung hidup sejadinya.

Tapi, ketika baru dipakai berjalan sekitar 1 km, engine mengindikasikan kalau putaran menjadi berat. Sejenak kemudian, ringan kembali.
 
Kejadian putaran berat-ringan ini dialami berulang selama motor berjalan. Selama putaran berat, grip gas atau rpm mesin tidak mau dikail lebih tinggi.

Pengetesan selanjutnya dilakukan di atas mesin dyno milik Ultraspeed di Jl. H Mencong, Ciledug, Tangerang. Pertama, dilakukan pengukuran power Scoopy dengan oli sesuai anjuran pabrik. Ya, 0,8 liter. Power yang didapat, 6,9 dk/7.764 rpm.

Kemudian, Scoopy diisikan oli 1,1 liter. Lanjut diajak jalan lagi di atas mesin dyno, power skubek retro ini langsung drop hingga 4,3 dk/ 7520 rpm.
 
Tapi, untuk mencapai power dan rpm ini, dibutuhkan waktu cukup lama. Begitu juga torsi maksimal. Dari awalnya 6,7 ft-lbs/  6.047 rpm turun menjadi 5,07 ft-lbs/  6.143 rpm.

Bahkan meski grip gas diputar lebih dalam lagi, kitiran mesin pun seperti ogah beranjak naik. Beraaatttss...Sampai-sampai takutnya malah akan mengakibatkan mesin jebol!
 
Kini, terjawab sudah. So, sebaiknya memang isi pelumas sesuai kebutuhan mesin dan anjuran pabrikan ya!

Iya...iya...!