Motor Pakai BBM Premium atau Pertamax, Mana Lebih Baik?

Dimas Pradopo - Kamis, 11 Desember 2014 | 08:08 WIB

(Dimas Pradopo - )


Motor ‘minum’ bahan bakar nonsubsidi saat ini semakin santer. Pantas kah kendaraan roda mengkonsumsi BBM tersebut?


Jakarta - Tak salah memang fenomena motor banyak mengkonsumsi bahan bakar nonsubsidi belakangan ini. Pasalnya saat ini selisih harga bahan bakar bersubsidi (Premium) dan nonsubsidi (Pertamax) semakin tipis, hanya Rp 1.450/liter (Jabodetabek). Tapi kali ini enggak akan dibahas berapa duit keuntungan yang diperoleh. Mari kita lihat kebutuhan dari kendaraan yang dipakai sehari-hari, mau nenggak Premium atau Pertamax.

Mesin skutik injeksi Honda, Pertamax oke dan Premium hayuk saja


OKTAN 88 & 92

Premium merupakan bahan bakar dengan angka oktan atau Research Octane Number (RON) terendah, yakni sekitar 88. Dengan penambahan zat aditif pada saat pengolahan di kilang minyak, dihasilkan Pertamax dengan angka RON 92.

Sebelum lebih jauh kita bahas soal kerja Premium dan Pertamax di mesin motor, ada baiknya kalau diketahui terlebih dahulu dasarnya. Dalam hal ini, RON yang menyertai produk olahan dari minyak bumi tersebut menjadi hal mendasar yang harus dipahami.

Angka RON itu menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan, sebelum bahan bakar terbakar secara spontan di dalam mesin. Proses terjadinya pembakaran secara spontan, yakni saat campuran udara dan bahan bakar (dalam bentuk gas) ditekan oleh piston.

Tekanan tersebut sampai dengan volume yang sangat kecil. Selanjutnya terbakar akibat adanya percikan api yang dihasilkan oleh busi.

“Kompresi yang tinggi dalam ruang bakar juga bisa bikin campuran udara dan bahan bakar meledak, sebelum busi mempercikkan api. Hal ini bisa menimbulkan knocking (ngelitik) pada ruang bakar,” kata Slamet Kasianon, Supervisor Service & Education PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Skutik Yamaha Mio J, menggunakan perbandingan kompresi 93:1

Bahan bakar dengan RON 92 seperti Pertamax, bisa cocok dengan mesin motor dengan rasio kompresi sebesar 9:1 sampai 10:1. Sedangkan Premium yang RON-nya 88, untuk yang ratio kompresi 7,1:1-9,1:1.

Pabrikan motor seperti PT Astra Honda Motor (AHM), mematok perbandingan kompresi pada produk skutik 110 cc yang sudah injeksi di angka 9,3:1. Hal yang sama juga diterapkan oleh YIMM pada produk seperti Yamaha Mio J.

Angka perbandingan yang enggak jauh berbeda (9,4:1), juga diterapkan PT Suzuki Indomobil Sales pada produk anyar Suzuki Address. Dengan perbandingan kompresi yang sudah ditetapkan beberapa pabrikan motor pada produk skutik mereka itu, memang seharusnya bahan bakar yang dipakai jenis Pertamax.

Bahan bakar jenis Pertamax, bisa memicu pembakaran yang sempurna

“Produk skutik Honda, diseting untuk tetap bisa menggunakan bahan bakar jenis Premium. Namun memang enggak bisa dihindari, bahwa performa mesin yang bagus dihasilkan oleh proses pembakaran yang sempurna,” papar Sriyono, instruktur Astra Honda Trainning Centre AHM.

Selain performa mesin yang bagus seperti paparan Sriyono, pembakaran yang sempurna di mesin motor juga bisa mengurangi terjadinya penumpukan kerak dan membuat komponen motor lebih awet. Gas buang yang dihasilkan juga bisa lebih ramah lingkungan.

Bila memang skutik injeksi pakai Premium dan enggak ada gejala ngelitik akibat pre-ignition, maka enggak perlu memaksakan diri pakai Pertamax. Tapi memang pakai Pertamax atau sejenisnya, motor jadi terasa lebih agresif dan mesin lebih awet. • (otomotifnet.com)