Jakarta - Pengguna motor yang kurang puas dengan performa motor mereka saat memakai bensin jenis premium jamak mendongkrak angka oktan dengan memakai octan booster. Namun waspadalah, karena hal tersebut justru bakal merugikan konsumen di kemudian hari.
“Kami tak merekomendasikan octan booster sebagai penambah nilai oktan bensin. Ini karena oktan booster tak tercampur sempurna dengan bensin. Jadi residu yang dihasilkan, terutama pada tipe tablet terlalu banyak. Karena biasanya zat pewarna yang dipakai akan tertingal di filter sehingga membuat aliran bensin tersumbat," jelas M. Abidin, GM Service dan Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Memang bahaya yang muncul tak langsung datang, tapi dalam jangka waktu panjang. “Jika pemakaiannya secara terus menerus justru bisa menggerus beberapa komponen di jalur BBM,” ungkapnya.
Ciri-ciri yang kerap ditemui jika sampai terjadi hal tersebut antara lain mesin jadi susah dinyalakan, lari motor ndut-ndutan atau mbrebet, konsumsi bensin boros, emisi gas buang buruk dan performa mesin ngedrop.
Pria ramah ini menambahkan jika sebenarnya motor yang dikeluarkan Yamaha saat ini masih bisa mengonsumsi bensin jenis premium. “Kompresinya masih aman. Kecuali kalau kompresi motor sudah tinggi, di angka 10-11 itu baru wajib pakai Pertamax. Tapi kalaupun mau mengonsumsi bensin dengan oktan tinggi, ya nggak perlu pakai octane booster,” pungkasnya. (motor.otomotifnet.com)
“Kami tak merekomendasikan octan booster sebagai penambah nilai oktan bensin. Ini karena oktan booster tak tercampur sempurna dengan bensin. Jadi residu yang dihasilkan, terutama pada tipe tablet terlalu banyak. Karena biasanya zat pewarna yang dipakai akan tertingal di filter sehingga membuat aliran bensin tersumbat," jelas M. Abidin, GM Service dan Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Memang bahaya yang muncul tak langsung datang, tapi dalam jangka waktu panjang. “Jika pemakaiannya secara terus menerus justru bisa menggerus beberapa komponen di jalur BBM,” ungkapnya.
Ciri-ciri yang kerap ditemui jika sampai terjadi hal tersebut antara lain mesin jadi susah dinyalakan, lari motor ndut-ndutan atau mbrebet, konsumsi bensin boros, emisi gas buang buruk dan performa mesin ngedrop.
Pria ramah ini menambahkan jika sebenarnya motor yang dikeluarkan Yamaha saat ini masih bisa mengonsumsi bensin jenis premium. “Kompresinya masih aman. Kecuali kalau kompresi motor sudah tinggi, di angka 10-11 itu baru wajib pakai Pertamax. Tapi kalaupun mau mengonsumsi bensin dengan oktan tinggi, ya nggak perlu pakai octane booster,” pungkasnya. (motor.otomotifnet.com)