Motor dengan kompresi tinggi akan menghasilkan panas yang lebih tinggi pula, makanya dibutuhkan radiator untuk menjaga suhu mesin
Otomotifnet.com- Motor masa kini yang dirancang berperforma tinggi sekaligus tetap efisien, rata-rata menggunakan radiator sebagai komponen pendingin. Enggak cukup lagi sekadar embusan angin seperti ditemukan pada motor berteknologi lawas.
“Yang pakai radiator biasanya mesin yang berkompresi tinggi, perbandingannya 10,7:1 ke atas. Motor dengan kompresi tinggi akan menghasilkan panas yang lebih tinggi pula, makanya dibutuhkan radiator untuk menjaga suhu mesin,” terang Sriyono, Technical Service Division PT Astra Honda Motor.
Dok OTOMOTIF
Mengenal Fungsi dan Konstruksi Radiator Sepeda Motor
Panas mesin akan dipindahkan ke udara bebas lewat kisi-kisi radiator
Fungsi Radiator
Secara garis besar, fungsi radiator adalah sebagai pendingin mesin. Namun bagaimana cara kerjanya? Sriyono menerangkan, panas yang dihasilkan mesin akan diserap cairan atau radiator coolant yang bersirkulasi lewat water jacket di silinder dan kepala silinder.
Selanjutnya cairan yang panas ini akan didorong/disedot menuju radiator, di komponen yang terbuat dari banyak pipa kecil ini cairan akan tersebar, karena banyak sirip yang dilalui angin maka suhu otomatis turun. “Nah cairan yang sudah didinginkan akan berputar kembali ke dalam mesin,” terangnya.
Hanya saja, agar suhu mesin tetap optimal, ada di kisaran 89-90° C, maka butuh komponen tambahan. Pertama ada thermostat, komponen ini ibarat gerbang untuk air di saluran. Jika suhu mesin masih terlalu dingin, maka cairan tak bersirkulasi ke radiator. Jika suhu meningkat baru membuka, sehingga bisa didinginkan di radiator.
Apabila cairan sudah bersirkulasi namun suhu tetap tinggi, maka kinerja radiator akan dibantu extra fan atau kipas tambahan. Fungsinya tentu untuk menyedot udara dari depan radiator, sehingga pendinginan bisa berlangsung. Biasanya bekerja saat motor terjebak di kemacetan di mana tak ada embusan angin.
Selain bawaan motor, di pasaran ada juga radiator aftermarket yang didesain lebih besar dari standarnya. Jenis ini kerap diaplikasikan untuk keperluan balap atau besutan yang sudah menaikkan performa mesinnya sehingga suhu kerja meningkat.
“Memakai radiator yang besar dapat membantu proses pendinginan lebih cepat ketimbang standarnya. Tapi, buat pasangnya gak semua bisa langsung pasang, ada penyesuaiannya. Yang plug and play untuk Yamaha YZF-R25 dan Kawasaki Ninja 250,” papar Angga Kurniawan dari Anjany Racing.
Contohnya radiator berlabel HRC yang bisa menampung air radiator sebanyak 800 ml. Materialnya dari aluminium sehingga lebih cepat mengantarkan suhu, banderolnya Rp 7,5 juta. Ada juga merek ADR bermaterial sama seharga Rp 8 jutaan. •(otomotifnet.com)
“Memakai radiator yang besar dapat membantu proses pendinginan lebih cepat ketimbang standarnya. Tapi, buat pasangnya gak semua bisa langsung pasang, ada penyesuaiannya. Yang plug and play untuk Yamaha YZF-R25 dan Kawasaki Ninja 250,” papar Angga Kurniawan dari Anjany Racing.
Contohnya radiator berlabel HRC yang bisa menampung air radiator sebanyak 800 ml. Materialnya dari aluminium sehingga lebih cepat mengantarkan suhu, banderolnya Rp 7,5 juta. Ada juga merek ADR bermaterial sama seharga Rp 8 jutaan. •(otomotifnet.com)