Bandung - Kunjungan ke Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung (ITB) memberikan gambaran tentang klaim konsumsi bahan bakar dengan metode pengetesan ECE-R40. Ternyata ini adalah serangkaian tes di laboratorium yang beberapa output-nya adalah kadar emisi dan konsumsi bahan bakar.
"Ini biasa dilakukan ATPM saat uji tipe sebelum kendaraan dipasarkan adalah ECE-R40," buka Dr.-Ing.Tri Yuswidjajanto, Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi ITB. Menurutnya, cara ini tidak akan bisa dilakukan di jalanan. Harus di dalam lab dengan kondisi lingkungan dan cara berkendara yang telah ditentukan dengan ketat.
"Cara tester mengendarai sepeda motor, buka tutup gasnya ada irama yang harus dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Ketika irama mengharuskan buka gas maka pengendera akan buka gas, lalu menutup gas dan seterusnya. Untuk bisa mengendarai ini, pengendaranya harus ditraining terlebih dahulu," jelas Yus, sapaan karibnya.
"Bahkan sebelum dilakukan pengetesan, motor harus dikarantina. Suhu bahan bakarnya pun harus sama," bebernya panjang lebar. Dengan parameter yang terukur wajar bila cara ini dijadikan standarisasi untuk pengetesan motor baru.
Meski ketat, pengetesan ini sebenarnya bukan dikhususkan untuk mengukur konsumsi bahan bakar. "Sebenarnya yang diukur pada ECE-40R adalah emisi gas buang untuk mendapatkan sertifikasi lolos uji emisi. Tapi dari emisi tersebut bisa diperoleh perhitungan konsumsi bahan bakar dengan melihat unsur carbon atau carbon balance," jelas pria ramah yang sudah jadi Dosen di ITB sejak 1987 ini.
Tes ECE-40R yang menggunakan bahan bakar pertamax plus ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah akurasi dan kemudahan untuk melakukan pengulangan tes serupa. "Tapi kelemahannya adalah hasil yang diperoleh bukan merupakan hasil konsumsi bahan bakar yang nyata di jalanan," ungkapnya.
Menurutnya, ketika dilakukan tes jalan raya, maka konsumsi bahan bakarnya bisa lebih boros 10 sampai 15 persen. "Makanya banyak yang komplain, sulit untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar sesuai klaim tersebut. Karena di jalanan ada banyak faktor eksternal seperti kemacetan, kondisi jalanan, bobot, cara berkendara dan banyak faktor lainnya. Sedang ECE-R40 sudah dikondisikan," terangnya.
Selain itu, Yus juga menegaskan jika fasilitas pengetesan dengan metode ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang. "Biayanya mahal dan antriannya panjang. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengetesan ini juga cukup lama," sambungnya. (motor.otomotifnet.com)
"Ini biasa dilakukan ATPM saat uji tipe sebelum kendaraan dipasarkan adalah ECE-R40," buka Dr.-Ing.Tri Yuswidjajanto, Lab Motor Bakar dan Sistem Propulsi ITB. Menurutnya, cara ini tidak akan bisa dilakukan di jalanan. Harus di dalam lab dengan kondisi lingkungan dan cara berkendara yang telah ditentukan dengan ketat.
"Cara tester mengendarai sepeda motor, buka tutup gasnya ada irama yang harus dilakukan sesuai standar yang telah ditetapkan. Ketika irama mengharuskan buka gas maka pengendera akan buka gas, lalu menutup gas dan seterusnya. Untuk bisa mengendarai ini, pengendaranya harus ditraining terlebih dahulu," jelas Yus, sapaan karibnya.
"Bahkan sebelum dilakukan pengetesan, motor harus dikarantina. Suhu bahan bakarnya pun harus sama," bebernya panjang lebar. Dengan parameter yang terukur wajar bila cara ini dijadikan standarisasi untuk pengetesan motor baru.
Meski ketat, pengetesan ini sebenarnya bukan dikhususkan untuk mengukur konsumsi bahan bakar. "Sebenarnya yang diukur pada ECE-40R adalah emisi gas buang untuk mendapatkan sertifikasi lolos uji emisi. Tapi dari emisi tersebut bisa diperoleh perhitungan konsumsi bahan bakar dengan melihat unsur carbon atau carbon balance," jelas pria ramah yang sudah jadi Dosen di ITB sejak 1987 ini.
Tes ECE-40R yang menggunakan bahan bakar pertamax plus ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya adalah akurasi dan kemudahan untuk melakukan pengulangan tes serupa. "Tapi kelemahannya adalah hasil yang diperoleh bukan merupakan hasil konsumsi bahan bakar yang nyata di jalanan," ungkapnya.
Menurutnya, ketika dilakukan tes jalan raya, maka konsumsi bahan bakarnya bisa lebih boros 10 sampai 15 persen. "Makanya banyak yang komplain, sulit untuk mendapatkan konsumsi bahan bakar sesuai klaim tersebut. Karena di jalanan ada banyak faktor eksternal seperti kemacetan, kondisi jalanan, bobot, cara berkendara dan banyak faktor lainnya. Sedang ECE-R40 sudah dikondisikan," terangnya.
Selain itu, Yus juga menegaskan jika fasilitas pengetesan dengan metode ini tidak bisa dilakukan oleh semua orang. "Biayanya mahal dan antriannya panjang. Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengetesan ini juga cukup lama," sambungnya. (motor.otomotifnet.com)