Di tahun 2005, dengan total penjualan sepeda motor di Indonesia yang mencapai 4,98 juta unit, bebek meraih penjualan 4,48 juta. Tapi dengan kehadiran skubek, hanya dalam kurun waktu 5 tahun, market share-nya turun drastis jadi hanya 46 persen saja di tahun 2010.
Secara angka penjualan, sepeda motor tipe bebek memang terus stagnan di angka 3 juta unit tiap tahunnya. Tapi pasar secara keseluruhan terus meningkat dan sepeda motor jenis skubek ternyata jauh lebih diminati.
Di tahun 2010, saat total pasar mencapai 7,21 juta unit, sepeda motor tipe bebek hanya mampu terjual 3,32 juta unit atau menguasai 46 persen market share. Sedang skubek mencapai 47 persen dengan 3,37 juta unit.
"Ditahun 2011, diperkirakan total pasar sepeda motor akan mencapai 8 juta unit. Kontribusi bebek diprediksi tinggal 40 persen, sedang 50 persennya adalah skubek," jelas Agustinus Indraputra, GM Marketing Planning & Analysis Division PT Astra Honda Motor (AHM).
Meski begitu bukan berarti disemua daerah di Indonesia peminat bebek berkurang. "Pertumbuhannya memang mengecil, tapi di beberapa daerah seperti Sulawesi, Sumatera Utara, Jambi dan Aceh, permintaan bebek masih cukup tinggi," beber Sigit Kumala, GM Sales Division PT AHM.
Infrastruktur yang masih belum memadai di beberapa daerah membuat bebek lebih fungsional dengan roda 17 inci. Medan tak bersahabatpun lebih mudah dilalui menggunakan bebek ketimbang skubek. (motorplus-online.com)