|
OTOMOTIFNET - Dunia balap menarik perhatian Pertamina hingga dalam waktu dekat berniat memasarkan bensin khusus balap yang bernama Pertamax Racing beroktan 100 (RON). Harga kompetitif dibanding produk impor pesaing jadi senjata menarik pasar balap nasional. Mampukah Pertamax Racing diterima kalangan balap?
Curiga Bensol
Proyek bensin balap Pertamina ternyata sudah dimulai sejak sekitar 2 tahun lalu. Menurut Rifat Sungkar, pereli senior yang dilibatkan, saat mulai pengembangan tersedia sebanyak 6 racing fuel yang dicoba. Hingga sampai saat ini akhirnya hanya tersedia 2 macam. Itupun masih terus dikembangkan oleh Pertamina.
Saat ini Pertamina tengah melakukan tes lanjutan usai dari laboratorium, dengan dynotest menggunakan 2 motor balap Yamaha Jupiter, 1 Yamaha R6, 1 Mitsubishi Lancer Evolution X dan 1 mobil balap turing Honda Jazz. Lalu pada Selasa (19/10) akan dilakukan tes di Sirkuit Sentul, sebelum launching ke publik pada 10 Desember 2010 bersamaan dengan HUT Pertamina.
Pertamina tak sendirian. Beberapa kalangan motorsport nasional ikut diajak bicara, seperti IMI, pembalap dan beberapa mekanik balap yang sangat paham dengan kemajuan teknologi serta bahan bakar. "Maksudnya supaya Pertamax Racing ini nantinya tak hanya bermain di dalam negeri saja," ucap Irawan Sucahyono, kadep olahraga IMI. Dan sesuai arahan tersebut, "Produk kita sudah sesuai aturan balap dunia," seru Wianda Pusponegoro, manajer media Pertamina.
Salah satu cara mengatasi para kompetitor yang sudah lebih dulu ada yakni bermain di harga. Elf di pasaran memiliki kisaran harga Rp 60 ribu/liter, sedang VP Racing Rp 80-90 ribu/liter dan avgas (bensol) Rp 23-38 ribu/liter. "Kita masih belum bisa keluarkan angka karena masih dalam perhitungan," tambah Wianda.
Meski begitu dipastikan harga jual akan di bawah para kompetitornya. "Harga yang cukup masuk akal sekitar Rp 35 ribu/liter. Kalau dibuat lebih dari itu, rasanya terlalu mahal," ucap Rifat Sungkat. Hal ini dikuatkan oleh salah satu sumber OTOMOTIF yang menyebut kalau harganya tak sampai Rp 50 ribu/liter.
Sayangnya, ketika diminta konfirmasi, Wianda belum bisa menyebutkan lokasi atau distribusi penjualannya. Namun targetnya dalam 6 bulan pertama Pertamax Racing sudah bisa didapat di Jawa dan dalam jangka waktu 1 tahun sudah bisa nasional.
Namun bukan tidak mungkin Pertamax Racing ini bisa dibeli dari tim-tim balap yang disponsori Pertamina. Rifat Sungkar kemungkinan besar jadi salah satu distributornya.
Mengenai harga, Taqwa Suryo Swasono dari bengkel Garden Speed menilai sewajarnya sekitar Rp 9-10 ribu/liter. "Harga segitu merujuk bensin oktan 100 yang dijual di SPBU negara tetangga. Bensin dengan spesifikasi khusus balap saat ini belum diperlukan di mobil atau motor balap di Indonesia yang semuanya masih berbasis mesin standar (grup N). Percuma memakai bensin balap berharga mahal, nyatanya pakai bensin yang dijual saat ini di SPBU pun masih bisa. Namun dengan catatan balapan tersebut one make fuel, di mana semua peserta mendapat keuntungan dan kendala serupa dari bensin yang dipakai," terang Taqwa.
Terus diuji lewat mesin Dyno sebelum di luncurkan ke pasar |
Kendala lain tak hanya harga, namun juga harus bisa meyakinkan mekanik kalau Pertamax Racing benar-benar bagus. Wie Wie Rianto dari bengkel Firna Protechnic jelas-jelas menyatakan tidak akan begitu saja menggunakannya. Taqwa pun bilang akan melihat dulu spesifikasi teknisnya serta mencoba langsung. Selain nilai oktan, Wie Wie perlu data lebih detail lagi.
Menurut Taqwa paling penting dilihat suhu kepala silinder saat mesin bekerja. "Suhu kepala silinder tak boleh terlalu besar. Semakin besar suhu, rentan menimbulkan detonasi atau ngelitik (bensin terbakar sebelum waktunya). Ini tidak dapat dilihat di spesifikasi brosur, tapi harus dicoba langsung dan diukur dengan alat yang ditempatkan di dekat lubang busi," sebut Taqwa yang menyebut perbedaan suhu bensin oktan yang sama dapat mencapai 50 derajat celcius.
Taqwa dan Wie Wie punya prediksi serupa soal latar belakang diluncurkannya Pertamax Racing. Menurut mereka, kemungkinan besar adalah bensol yang selama ini hanya dijual untuk kalangan dunia penerbangan. Melihat konsumsi bensol yang terus menurun sedangkan kapasitas produksi masih ada, maka dibuatlah bensin balap tersebut. Meski begitu, keduanya menyebut tak menutup kemungkinan ada penyesuaian spesifikasi jika nanti djual dengan label Pertamax Racing.
Namun anggapan itu buru-buru dibantah Pertamina, meski bukan lewat juru bicaranya resmi. “Ini produk benar-benar baru, bukan penyempurnaan dari bensin yang telah ada atau perbaikan teknis avgas,” sebut sumber OTOMOTIF di Pertamina.
Penulis/Foto: Bim, Toncil / Toncil