Hiraki Yoshida, ilmu yang didapat bisa disalurkan kepada konsumen di negara masing-masing.
Nah, melalui Honda Driving Safety Promotion Center yang diperkenalkan pada 1970 dengan visi memberi edukasi berlalu lintas yang dilakukan sampai sekarang, Honda membuktikan keseriusannya dalam safety campaign.
Untuk menggali lebih dalam, OTOMOTIFNET bersama beberapa media dari Indonesia melakukan wawancara dengan Hiraki Yoshida, General Manager of Honda Driving Safety Promotion Center.
Dikatakannya bahwa safety driving Honda ingin meningkatkan ketrampilan dan keselamatan berkendara. Yoshida menekankan pada dasarnya, melalui kompetisi Safety Japan Instructors Competition ini, Honda ingin memberi kesempatan sekaligus menempa kemampuan pada instruktur dari berbagai negara.
"Ilmu yang didapat bisa disalurkan kepada konsumen di negara masing-masing," papar Yoshida.
Ketika ditanya, kenapa kategori 100 cc diganti dengan 125 cc? Ia menjelaskan jika hal ini berkaitan dengan pasar. Saat menggunakan Honda APE 100, pasarnya hanya ada di Jepang. Sedang yang GROM 125 cc juga dipasarkan di luar Jepang.
Tidak diterjunkannya sepeda motor 250 cc yang di Indonesia pasarnya mulai tumbuh, Yoshida menjawab, "Di Jepang tidak ada kategori itu. Jadi, bukan absolute categories dan akan ada kebutuhan yang disesuaikan," ungkapnya. (motor.otomotifnet.com)