Nguyen sedang beraksi di Slalom Course
Negeri kecil yang serumpun ASEAN ini datang dengan mengutus 3 peserta dan Nguyen salah satunya. Pemuda 25 tahun yang keseharian sebagai Staff Safety Driving Dept. Honda Vietnam Co.Ltd ini mengaku banyak manfaat yang dipetik dari kompetisi.
Meski diakui, kategori yang diikuti justru kurang populer di negerinya. "Di Vietnam, sepeda motor di atas 200 cc, apalagi yang 400 cc ke atas tidak ada. Justru di bawah 150 cc yang ramai," cerita Nguyen.
Sedikitnya peminat motor ber-CC sedang dan besar dikarenakan mahalnya pajak tahunan. "Untuk yang 200 cc bisa lebih mahal sampai 50 persen dari yang kecil," tukasnya.
Dalam kesehariannya, Nguyen lebih sering menunggang skutik yang dominan di negerinya. Malah, naik motor besar baru dilakoni di Jepang. Lantas, kenapa dirinya bisa sukses di motor besar?
Nguyen Anh Tuan (kedua dari kiri) mengalahkan lawan dari Singapura dan Thailand
"Saya dan teman belajar teknik berkendara, khusus pada Senin, Selasa dan Rabu selama 50 menit," sebutnya. Di situ, lanjutnya, ia diajari mengenali karakter motor, teknik berkendara, dan bagaimana merawat kendaraan.
Di luar braking, cerita Nguyen, dalam latihan ketrampilan itu sudah termasuk slalom course dan keseimbangan (narrow plank).
Wajar, kalau Nguyen menuai sukses di Grup C 400 cc. Indonesia boleh mencontohnya. (motor.otomotifnet.com)