All About Helm, Ingat Helm Tidak Dapat 100 Persen Melindungi Kepala!

Dimas Pradopo - Rabu, 3 September 2014 | 12:37 WIB

(Dimas Pradopo - )


Meskipun produk yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan, masih ada beberapa faktor lain yang menentukan.

Jakarta - Beberapa waktu lalu salah satu pembalap kebanggaan Tanah Air, Denny Triyugo meninggal dunia akibat mengalami pendaharan di kepala. Disinyalir penyebabnya adalah akibat mengalami benturan pada kepala saat berlatih di trek. Tidak hanya sekali tetapi beberapa kali. Padahal almarhum sudah menggunakan perangkat safety yang memadai, termasuk helm.

Berkaca dari pengalaman tersebut, sebagai pelindung kepala saat berkendara di jalan raya, helm tidak sepenuhnya menjamin keamanan. Meskipun produk yang digunakan sudah sesuai dengan ketentuan. Apalagi tingkat risiko kecelakaan di jalan raya lebih tinggi ketimbang di sirkuit.

“Helm berfungsi untuk mengurangi risiko cedera kepala pada sebuah kecelakaan. Dengan demikian kata kunci aman adalah sipengendara sendiri, mulai bagaimana ia memilih sebuah helm, cara menggunakannya, merawat helm, hingga cara sipengendara mengendarai kendaraannya,” ungkap Jusri Pulubuhu, pakar safety riding dari Jakarta Defensive Driving Consulting di Jakarta.

Buat yang helmnya pernah mengalami benturan, harap segera siapkan pelindung kepala pengganti. Lantaran akibat benturan tersebut bisa merusak struktur komponen helm. Membuat kualitas pelindung kepala tersebut berkurang dalam meredam benturan. Efeknya umur helm juga jadi lebih pendek.

“Benturan yang merusak itu seperti menjatuhkan helm dari ketinggian 3 meter atau lebih ke lantai (helm kosong tanpa kepala), atau jatuh dengan kepala pada kecepatan di atas 30 km/jam,” jelas Jusri.



Walaupun tidak rusak, komponen yang terdapat pada helm sudah tidak maksimal untuk melindungi. “Titik yang rawan terkena benturan adalah bagian samping dan belakang. Biasanya pula pabrikan helm menguji kekuatannya di bagian tersebut,” tambah Agus Sani, instruktur safety riding PT Wahana Makmur Sejati salah satu main dealer Honda motor.



Selain itu helm juga memiliki usia pemakaian, sekitar 3-5 tahun setelah di produksi. Ada beberapa helm yang memiliki production date, terdapat di dalam helm. Apabila lebih dari waktu tersebut fungsinya sudah berkurang. “Selain tampilan yang sudah kusam, materialnya pun sudah mulai rapuh sehingga mudah pecah,” tambah pria berkacamata ini.

Kondisi helm juga tergantung dari bagaimana pemilik merawatnya. “Apabila kita rajin merawat, umur helm bisa lebih lama dan awet,” tutup Agus Hermawan dari toko Juragan Helm di Jakarta.

Jika helm Anda sudah mengalami gejala-gejala seperti di bawah ini, artinya helm sudah waktinya untuk diistirahatkan. Segera siapkan penggantinya yang baru:

1. Bagian inner pading mengalami kerusakan, pecah, robek, busanya sudah mulai menggumpal, ada yang mengeras seperti biji kapuk.

2. Stereofoam, jika permukaanya ditekan dan tidak segera kembali normal dengan cepat tandanya sudah rusak lebih baik beli helm baru.

3. Cat pada permukaan batok pudar atau pecah – pecah rambut. Artinya umur helm sudah lama dan sering terkena perubahan cuaca. Hal itu akan mempengaruhi struktur komponen.

4. Pada webbing dari strap terdapat sobekan / sudah banyak serabut yang keluar. Tanda tali sudah getas dan tidak akan berfungsi sebaik dan sekuat dulu. Helm bisa lepas saat terjatuh. (motor.otomotifnet.com)