Jakarta – Maraknya penjualan moge saat ini bisa menjadi indikasi majunya perekonomian Indonesia. Sayangnya, kemampuan membeli moge di sini belum diimbangi oleh skill yang mumpuni oleh pengendaranya. Hal ini berdampak dari banyaknya berita mengenai kecelakaan yang melibatkan moge.
Paling baru adalah berita kecelakaan maut yang melibatkan dua moge Kawasaki Ninja ZX-6R dan ER-6n yang menabrak mobil Honda CR-V di Jl Arteri Panjang, Jakarta Barat pada Senin (21/10) kemarin (klik di sini) . Bukan bermaksud meragukan kemampuan berkendara kedua korban kecelakaan tersebut, namun ada pelajaran berharga yang bisa diambil.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari Jusri Pulubuhu, owner sekaligus instruktur senior Jakarta Defensive Driving Consulting di Pondok Indah, Jaksel. “Kami turut prihatin mengenai kecelakaan tersebut. Dan kejadian itu menjadi indikasi jika masih banyak pengendara moge yang tidak memperhatikan dan sadar akan tiga unsur penting yang ada pada moge,” ungkapnya.
Ketiga elemen dasar yang perlu diantisipasi adalah karakter tenaga motor yang jauh lebih besar dari motor kecil. Lalu karakter handling yang berbeda karena bobot yang lebih berat. Serta jarak pengereman yang harus disesuaikan, karena gaya dorong yang dihasilkan moge berbeda dari motor kecil.
“Ketiga unsur tersebut saling berhubungan dan harus diketahui secara sadar. Ini menyangkut karakter motor. Tiap motor memiliki karakter berbeda. Meski merek sama, kapasitas mesin sama, tapi karakter motornya berbeda. Tentu tak bisa sekedar pakai karena terbiasa. Apalagi kebanyakan pengguna moge adalah weekend biker yang hanya memakai motornya sesekali saja. Tentu butuh adaptasi dan kewaspadaan lebih banyak,” jelasnya.
Sebagai gambaran, motor Ninja ZX-6 yang terlibat kecelakaan memiliki bobot 190 kg. Serta spesifikasi mesinnya 600 cc 4-silinder sejajar dengan keluaran tenaga mencapai 119 dk. Ini artinya, Ninja ZX-6 memiliki tenaga 13 kali lebih besar dari motor matik 110 cc.
Sementara motor lain yang terlibat adalah ER-6n. Motor ini memiliki tenaga diatas 70 dk, bandingkan dengan sepeda motor jenis bebek yang tenaga hanya berkisar diangka 8 sampai 9 dk. Belum lagi bobotnya yang 204 kg, jauh lebih berat dari Ninja 250 yang berbobot 172 kg.
Butuh latihan dan kondisi fisik prima untuk bisa mengendalikannya. Dan yang paling penting, tetap safety di jalan! (motor.otomotifnet.com)
Paling baru adalah berita kecelakaan maut yang melibatkan dua moge Kawasaki Ninja ZX-6R dan ER-6n yang menabrak mobil Honda CR-V di Jl Arteri Panjang, Jakarta Barat pada Senin (21/10) kemarin (klik di sini) . Bukan bermaksud meragukan kemampuan berkendara kedua korban kecelakaan tersebut, namun ada pelajaran berharga yang bisa diambil.
Hal ini mendapat tanggapan serius dari Jusri Pulubuhu, owner sekaligus instruktur senior Jakarta Defensive Driving Consulting di Pondok Indah, Jaksel. “Kami turut prihatin mengenai kecelakaan tersebut. Dan kejadian itu menjadi indikasi jika masih banyak pengendara moge yang tidak memperhatikan dan sadar akan tiga unsur penting yang ada pada moge,” ungkapnya.
Ketiga elemen dasar yang perlu diantisipasi adalah karakter tenaga motor yang jauh lebih besar dari motor kecil. Lalu karakter handling yang berbeda karena bobot yang lebih berat. Serta jarak pengereman yang harus disesuaikan, karena gaya dorong yang dihasilkan moge berbeda dari motor kecil.
“Ketiga unsur tersebut saling berhubungan dan harus diketahui secara sadar. Ini menyangkut karakter motor. Tiap motor memiliki karakter berbeda. Meski merek sama, kapasitas mesin sama, tapi karakter motornya berbeda. Tentu tak bisa sekedar pakai karena terbiasa. Apalagi kebanyakan pengguna moge adalah weekend biker yang hanya memakai motornya sesekali saja. Tentu butuh adaptasi dan kewaspadaan lebih banyak,” jelasnya.
Sebagai gambaran, motor Ninja ZX-6 yang terlibat kecelakaan memiliki bobot 190 kg. Serta spesifikasi mesinnya 600 cc 4-silinder sejajar dengan keluaran tenaga mencapai 119 dk. Ini artinya, Ninja ZX-6 memiliki tenaga 13 kali lebih besar dari motor matik 110 cc.
Sementara motor lain yang terlibat adalah ER-6n. Motor ini memiliki tenaga diatas 70 dk, bandingkan dengan sepeda motor jenis bebek yang tenaga hanya berkisar diangka 8 sampai 9 dk. Belum lagi bobotnya yang 204 kg, jauh lebih berat dari Ninja 250 yang berbobot 172 kg.
Butuh latihan dan kondisi fisik prima untuk bisa mengendalikannya. Dan yang paling penting, tetap safety di jalan! (motor.otomotifnet.com)