Regen Bagas, bocah cilik lagi asyik bantuin bokapnya Mas Wid (MACI Lampung) benerin chopper kecil bermesin potong rumput. Dia nggak sabar motor ini segera jalan dan muter-mutar di venue.
Ini cuma salah satu sequel keren yang terjadi di riungan ulang tahun ke-20 Motor Antique Club Indonesia (MACI) Lampung. Acara berlangsung di Gedung Sumpah Pemuda PKOR, Way Halim, Bandar Lampung (1-2/6).
Ini cuma salah satu sequel keren yang terjadi di riungan ulang tahun ke-20 Motor Antique Club Indonesia (MACI) Lampung. Acara berlangsung di Gedung Sumpah Pemuda PKOR, Way Halim, Bandar Lampung (1-2/6).
Tak cuma Bagas, banyak lagi bocah lain yang warawiri pakai motor langka dengan riding skill mumpuni. Suatu bukti keberhasilan MACI me-regenerasi juniornya untuk mecintai motor yang sarat bernilai sejarah.
“Memang tidak sekadar ngumpul se-Indonesia. Kami ingin event ini sarat dengan edukasi dan memberikan pemahaman pada masyarakat akan pentingnya motor tua sebagai salah satu aset sejarah bangsa,” tegas Hermansyah, ketua penyelenggaran.
Di lokasi indoor gedung ini, semua tamu disuguhkan info soal perkembangan motor dari masa ke masa. Diperlihatkan bagaimana oma opa kita dahulu riding hard di seantero Tanah Air, tahun kedatangan motor langka, tokoh yang berjasa dan pameran seni lukis bertemakan motor.
Dipertontonkan juga gebrakan orang hebat di MACI. Salut untuk Bambang Ketel dan tim dari MACI Jogja yang pede membuat mesin dari nol kapasitas 750 cc twin.
Builder lain juga menyuguhkan rombakan radikal mesin Matchless yang sejatinya single silinder jadi twin. Ubahan kebanggaan biker Lampung juga dipertontonkan, apa lagi kalau bukan mesin ‘daur ulang’ mobil Mazda 600 jadi motor. Luar biasa. (motorplus-online.com)