Tim After Hour Tuning (AHT) Garage seakan tak pernah kehabisan ide di dunia balap. Kali ini mereka membangun Mazda RX-8 untuk balap turing nasional. Namun dapur pacu orisinalnya sudah berganti
Jakarta - Terlalu besar biaya perawatannya bila tetap mengandalkan mesin rotary untuk balap saat ini,” ujar Yuda Anggara, tuner sekaligus punggawa tim. Lagipula, Mazda RX-8 lansiran 2005 ini ditebus dalam keadaan tak terawat.
Setir standar dipertahankan karena sudah nyaman digenggam
Sebagian door trim dan pelapis kabin hilang entah ke mana. “Mesinnya saja tak terpasang dalam engine bay pada saat itu,” sambungnya. Ia sendiri sebenarnya penasaran dengan kemampuan mesin Renesis bawaan RX-8, namun karena terbentur waktu, serta ingin segera menambah ‘amunisi’ di lintasan, maka diputuskan untuk ganti aliran ke mesin berpiston.
Butuh waktu lama untuk dapat mendudukan mesin demi keseimbangan geometris
“Pada intinya ingin membangun mobil yang awet untuk mengarungi balap turing,” ujar Yuda yang sampai detik ini masih berupaya untuk menyembuhkan mesin rotary bawaannya. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? Mari disimak. • (otomotifnet.com)
Karena kehadiran turbo HKS GT28RS ini, jeroan mesin harus diperkuat terlebih dahulu
sasis & suspensi
Efek lainnya, maka riset ulang perlu dilakukan pada bagian sasis dan suspensi karena bobot mengalami perubahan. Set-up mounting mesin saja habis 2 minggu dikarenakan trial and error mengenai posisi mesin. Maklum, yang dikejar adalah posisi mesin yang rendah dan terletak di belakang as roda depan, supaya center or gravity berada di titik terbaiknya.
Bagasi belakang kini berisikan tangki BBM spek balap berkapasitas 45 liter dan tambahan pompa bensin agar suplai bahan bakar selalu terjaga
“Karena itu, kita merancang ulang subframe depan dan dudukan mesin dari nol,” ungkap pria yang senang sekali menggunakan topi ini. Lalu dilanjutkan dengan pembuatan roll bar 6 titik. Distribusi bobot tentu masuk perhatian, makanya dalam engine bay hanya terdapat mesin dan radiator saja.
Komponen pendukung seperti aki dipindah ke kabin. Lalu tangki bensin berkapasitas 45 liter diposisikan di bagasi, namun dibikin sekat agar area kabin tetap aman.
Roll bar 6 titik hasil desain sendiri, menjaga rigiditas dan keamanan di lintasan
eksterior
Di luar decal simpel racikan Portals Sticker Pondok Labu, Jaksel, tidak banyak perubahan yang terjadi. Hanya kap mesin yang terlihat sedikit mencolok dengan adanya air scoop. “Dibuat seperti itu supaya panas dari intercooler dan radiator terbuang lancar,” sebut Yuda.
Kemudian sektor roda terlihat lebih gagah dengan pelek Rota Torque 18 inci yang dibalut dengan ban GT Radial Champiro SX2 yang profilnya sama rata di semua sisi. Big brake kit D2 Racing dengan kaliper 8 piston berona ungu, makin menegaskan kemampuan mobil ini dalam urusan melaju cepat.
interior
Setelah kehadiran roll bar 6 titik, tentu kursi yang tersisa hanya untuk pengemudi. Sparco Sprint V dipilih untuk mendekap sang driver ketika berlomba. Yang unik adalah tetap dipertahankannya setir bawaan RX-8, ketimbang ganti produk aftermarket. “Setir orisinalnya masih enak sekali digenggam, karena pegangan sampingnya berlapis suede.
Mungkin karena basisnya memang sudah mobil sport ya?” ujar Regi lagi. Walau dari dapat, sebagian door trim standarnya sudah lenyap, ditambahkan fitur pengisian daya yang diletakkan di samping kiri pengemudi. ”Tugas utamanya sih untuk charge gadget andalan supaya urusan dokumentasi tetap lancar,” ujar sang kakak menambahkan.
MESIN
Kini, sumber tenaga dipercayakan pada mesin 4 silinder segaris dari Nissan, yaitu SR20DET berikut transmisi manual 5 speed. “Mesin SR dipilih karena kita sudah hafal betul dengan karakternya,” tukas tuner bertubuh sedang ini.
Selain itu dimensinya juga kompak, sehingga tidak menyulitkan saat pemasangan. Terbukti, firewall tidak perlu dipotong, sehingga masih sesuai dengan regulasi balap turing kelas supercar B < 2.000 cc yang mengizinkan engine swap lintas merek.
Mesin ini tentu tidak dibiarkan dalam kondisi standar, karena sejumlah komponen internal telah disesuaikan demi turbo yang ukurannya lebih besar. Seperti pemasangan piston CP low-comp 87 mm berikut setangnya. Lalu camshaft dipilih merek Tomei Procam 2600 dengan karakter mild.
“Kita sengaja tidak memaksakan spek tinggi pada mesin supaya tetap mudah dikontrol oleh pembalap,” sebut pria berkacamata ini. Untuk rumah keongnya sendiri dipilih HKS GT28RS dengan piping custom dan intercooler front mounted berukuran besar HKS (Hasil Karya Sendiri).
Mengaturnya, komputer mesin dipilih standalone Microtech LT10S yang didatangkan dari Australia. Bertugas mengatur segala mapping bahan bakar, pengapian dan boost turbo. Alhasil tenaga sebesar 330 dk terlecut pada kedua roda belakangnya.Hasilnya, dengan spesifikasi ini Regi F. Anggara yang membesut RX-8 ini tidak perlu risau bakal overpower dan kehilangan traksi.
Walaupun Regi masih belum puas. “Masih bermasalah di Air Fuel Ratio (AFR) yang terlalu rich, tuning masih akan terus berlanjut,” ujar adik kandung Yuda ini.
Plus:
- Pengerjaan presisi karena ubahan di perhitungkan penuh
Minus:
- Settingan AFR masih belum stabil
Data Modifikasi:
Mesin Kode mesin: Nissan SR20DET Piston: CP 87 mm Setang piston: CP Kompresi: 9:1 Kem: Tomei Procam 260 o Per Klep: Tomei Head slinder: Porting Polish Turbo: HKS GT28RS Intercooler & Radiator 4 ply: Custom by AHT Piping Turbo: Custom Exhaust Manifold: Custom Wastegate: Turbosmart Blow-off Valve: TurboXS ECU Standalone: Microtech LT10S Injektor: FIC 700cc Kopling: ACT heavy duty Interior Jok: Sparco Sprint V Safety belt: Sparco 4 titik Roll-bar: Custom 6 titik Digital cluster meter: Microtech Dash Tangki BBM: RCI 45 liter Pompa bensin eksternal: Aeromotive A1000 Kaki-kaki p elek: Rota Torque R18 x9,5 Ban: GT Radial Champiro SX2 265/35R18 Suspensi: Coilover D2 motorsport Big Brake Kit: D2 Racing 8 pot Rem belakang: Disc brake