Jakarta - Mobil ini basisnya Mitsubishi 3000GT produksi 1994, khusus dimodifikasi untuk kompetisi "menari" alias drifting. Bila sudah masuk arena, sedan tua dua pintu ini melejit bak anak panah. Ini berkat hasil garapan kolaborasi tiga bengkel modifikasi dengan mesin dan komponen gado-gado.
Ketika pereli nasional Rifat Sungkar ditantang untuk membangun besutan drift andal, terbersit dibenaknya membangun mobil yang memiliki power to weight ratio (PWR) dengan perbandingan terbaik.
Bila, umumnya mobil balap memiliki PWR 1 banding 5, Rifat memilih 1 banding 1. Artinya, satu tenaga kuda yang dihasilkan mesin hanya untuk membopong 1 kg bobot mobil. Bisa dibayangkan, Mitsubishi 3000GT yang terbalut pelat bodi aluminium alias berbobot ringan ini mampu menyemburkan tenaga antara 630-650 dk.
Meski, tenaga mobil di roda tak sebesar rivalnya di arena drift yang bisa mencapai 800 - 1.000 dk. Tetapi, dengan PWR 1:1 menjadikan Mitsubishi 3000GT full customized ini melejit bak anak panah.
"Basic mobil sebenarnya Mitsubishi 3000GT, tetapi semua sudah dikuliti dan ganti pelat aluminium untuk bobot super ringan,” ujar Rifato, panggilan akrabnya.
Tiga bengkel
Semuanya sudah diperhitungkan masak-masak. Mesin V8 keluaran Chevrolet tipe LS7 berkapasitas 427 ci (7.000 cc) yang lazim dipakai sport car Chevrolet Corvette C6 Z06 (2008), dianggap mumpuni menghasilkan torsi maksimal meski tanpa penambahan forced induction (turbo, supercharger atau nitro oksida).
“Meski enggak pake turbo, tetapi internal engine parts sudah banyak modifikasi dengan racing parts aftermarket,” ujar Rifat. Termasuk throttle body standar sudah diganti dengan produk Edelbrock yang memiliki diameter 90 mm.
Bisa dibilang, mobilnya sudah gado-gado dengan mesin Amerika dan kaki-kaki dari merek lain. Sub-frame misalnya. Rifat mencangkok milik Nissan Silvia S14 agar modifikasi kaki-kaki lebih mudah. “Karena sudah full customized, mobil saya kasih nama M 7000 GT,” bisiknya.
Kolaborasi dengan beberapa bengkel membuat pengerjaan cukup memakan waktu. Mulai dari pembuatan bodi full aluminium di New Face di bawah komando Freddy Hermawan hingga mencangkok sub-frame S14 di Bening Motorsport milik Purbayaka. Sementara finishing mesin dan instalasi drive train di RFT Motorsport yang tak lain milik Rifat Sungkar sendiri.
Pengerjaan mobil yang memakan waktu hampir 1 tahun ini tak percuma. Dengan kesabaran maksimal dan perhitungan yang jeli, mobil 2 pintu ini layaknya sebuah monster drifter. (Mobil.Otomotifnet.com)