Yogyakarta - Honda Civic Estilo ikut drifting. Apa bisa? Karena, hatchback Honda itu kan gerak roda depan, sementara cabang "joget otomotif" ini akan lebih luwes tariannya dengan kaki belakang. Selain, harus didukung tenaga mesin yang besar.
Thaufiel Mardiyan, pemilik Hinda Civic Estilo 1992, tidak kehilangan akal. Apalagi dirinya bagaikan perempuan mengidam, pengin coba ngedrift dengan mobilnya. Mau tak mau, "mobil semata wayang, rela dikorbankan untuk dikonversi," sebut pemuda 23 tahun itu.
Beruntung, Thaufiel bersua dengan pemodifikasi dari Shift Engineering, Steve Pramudita Oetomo. Ia sanggup memenuhi keinginan pemilik Civic Estilo.
Untuk mengubah sistem gerak roda dari depan ke belakang, mesin standar harus dipensiunkan. Sebagai gantinya dipasang jantung pacu Nissan Silvia SR20DET 4 silinder segaris. Berbagai komponen kompitisi ikut dijejalkan agar bisa menghasilkan tenaga.
Karena gerak roda belakang (RWD), tentu butuh differential. Bagian ini diambil dari saudara Silvia, yakni Nissan Skyline yang didalamnya sudah dibenamkan Cusco 2-way LSD. Meski saat pemasangan harus memodifikasi sasis belakang agar plug-in dengan sempurna.
Begitu juga kala menanamkan mesin, lumayan rumit. Paling tidak harus membuat ulang engine mounting, bracket, dan tubing front end agar lebih kuat. Lebih penting lagi, lanjut Steve, harus presisi dan center karena jika miring sedikit akan sulit memasang girbok dan tidak nyaman dikendarai.
Karena butuh tenaga mesin penggerak mumpuni, jeroan mesin kompetisi dijejalkan seperti piston Wiseco dengnan setangnya buatan Eagle. Metal-metal dipercayakan pada produk bikinan ACL. Turbo bawaan Silvia pun ikut disingkirkan dan diganti dengan Garrett GT2835R.
Hasilnya, tenaga yang dimuntahkan mencapai 500 dk. Untuk memudahkan dalam mapping ignition dan fuel, ECU stand alone Haltech Platinum Sport 1000 dipercaya untuk fine tuning. (mobil.otomotifnet.com)